Minggu, 02 Desember 2018

Membangun Indonesia Mensejahterakan Jawa Barat

Assalamu'alaikum Warrohmatullohi wabarokatuh.

Alhamdulillah, pada hari kamis tanggal 29 November 2018 lalu tepatnya di De Pavilijoen hotel pukul 09.00-12.00 saya diberi kesempatan menghadiri suatu kegiatan diskusi, yakni Diskusi Media Forum Merdeka Barat 9 (Dismed FMB'9), yang bertemakan "Membangun Indonesia Mensejahterakan Jawa Barat".

Seperti slogannya
FORUM MERDEKA BARAT 9 yakni
Informasi Akurat, Data Valid dan Narasumber Terpercaya. Pada acara tersebut tidak hanya dihadiri dari berbagai media melainkan juga dihadiri oleh 3 narasumber terpercaya dari berbagai pihak diantaranya Kepala Dinas Pemberdayaan Desa Pemprov Jawa Barat Bapak Agus Hanafi, Direktur Jendral Informasi dan komunikasi Publik Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Dirjen IKP Kemkominfo RI) Ibu Rosarita Niken Widiastuti, Bapak. Refa Riana sebagai pengamat.




Kalian tau ga sih apa itu Diskusi Media Forum Merdeka Barat 9 (Dismed FMB'9)? Mungkin beberapa orang sudah mengetahui mengenai forum ini, namun untuk teman-teman yang belum mengetahui mengenai forum ini, akan saya ulas sedikit yah. So, jangan khawatir ga ngerti yah :)

Diskusi Media Forum Merdeka Barat 9 (Dismed FMB'9) merupakan acara sosialisasi kebijakan pemerintah yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi dimana akan dikupas tuntas sejauh mana upaya yang telah dilakukan pemerintah, bagaimana cara pencapaiannya dan apa kendala pelaksanaan program-programnya dalam mencapai Membangun Indonesia, Menyejahterakan Jawa Barat.

Berdasarkan data BPS penduduk Jawa Barat yang berusia di atas usia 15 tahun sebanyak 35,96 juta orang dan 22,63 juta orang diantaranya merupakan angkatan kerja dan dari 22,63 juta orang yang merupakan angkatan kerja tersebut, 20,78 juta orang bekerja. Kemana lagi sisanya ya? Sisanya tercatat sebagai pengangguran.

Dari data yang tercatat sebagai pekerja tersebut, data menunjukan bahwa 16,54 juta orang bekerja secara full time, lalu sebanyak 3,12 juta orang merupakan pekerja part time dan yang 1,12 juta sisanya tergolong setengah menganggur.

Konon katanya, sebagaimana disampaikan oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Hening Widiatmoko, tenaga kerja lokal di Jawa Barat ini kalah saing dengan para pekerja dari luar negeri.

Di kawasan industri karawang saja, lebih dari 60 persen tenaga kerja diisi oleh pekerja dari luar negeri. Padahal 54 persen industri manufaktur nasional berada di provinsi berpenduduk paling padat diindonesia tersebut.

Adapun beberapa persen sisanya tenaga kerja lokal yang diberi kesempatan mengakses peluang kerja di pusat industri tersebut berada di level rendah, mungkin dapat dihitung jari para pekerja lokal yang menduduki posisi jabatan di level tinggi. Sedih ga teman-teman? Sebenarnya hal ini sangat tidak diharapkan. Ujar Hening.

Dan ternyata, memang pihak perusahan mengaku tidak menemukan tenaka kerja lokal yang berkompeten dalam bidang yang diperlukan perusahaan. Jadi murni ini karena persaingan melalui kompetensi.

Berdasarkan data di pemerintahan Jawa barat, rata-rata lama sekolah belum sampai 9 tahun. Padahal para pelaku usaha diwajibkan memakai sumber daya manusia Jawa Barat, sedangkan tidak ditemukannya SDM Jabar yang berkompetensi, maka tidak ada cara lain selain mencari pekerja luar yang lebih mampu.

Rendahnya pendidikan dan pendapatan memang akhirnya turut menambah masalah kemiskinan diindonesia yang terus berulang, menjadi siklus yang tak terputus.

Untuk itulah, permasalahan terkait pengangguran, pendidikan, pendapatan rendah menjadi sorotan pemerintah untuk dapat memperbaiki keadaan perekonomian masyarakat di Jawa Barat.

Dalam forum kali ini, Direktur Jendral Informasi dan komunikasi Publik Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Dirjen IKP Kemkominfo RI) Ibu Rosarita Niken Widiastuti memaparkan bahwa perkembangan kemajuan di bidang teknologi digital pada saat ini diharapkan mampu memajukan perekonomian indonesia khususnya jawa barat. Kenapa?

Karena, digitalisasi dan penggunaan internet di dunia sudah di atas 70 persen. Ada yang di atas 88 persen. Bahkan, di Eropa telah mencapai 90 persen. Demikian pula di Indonesia mencapai 56 persen, yakni 143 juta jiwa. Dan dari 143 juta jiwa tersebut, sebanyak 60 persen para pengguna internet merupakan anak muda milenial. Kebayangkan bagaimana pengaruhnya terhadap perekonomian jika perkembangan teknologi ini di manfaatkan sebaik mungkin.

Namun saat ini, pemanfaatan digital untuk melakukan transaksi baru 15 persennya saja, sisanya untuk kegiatah chatting, browsing, dll. Kedepannya, dengan digitalisasi sudah pasti dapat mengubah dunia, ujar Ibu Niken.

Nah, jadi upaya apa saja yang dapat dilakukan pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat khususnya perubahan peningkatan perekonomian masyarakat melalui perkembangan teknologi digital ini.

Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat adalah dengan mengadakan pelatihan untuk para perusahaan startup. Ibu niken mengatakan saat ini pada tahap awal pelatihan sudah ada 40.000 peserta perwakilan startup yang mengikuti pelatihan. Kominfo akan melakukan bimbingan secara menyeluruh dari pengetahuan dasar, hingga tahap akhir pertemuan dengan para investor sesuai dengan jenis usaha masing-masing.

Selanjutnya, pemerintah juga mengadakan program beasiswa serta pelatihan keterampilan bidang IT. Semua anak-anak muda diundang mengikuti beasiswa tersebut dengan melakukan tes terlebih dahulu.

Di era digital saat ini, memang banyak pekerjaan yang berkurang, namun diwaktu yang sama banyak sekali bermunculan peluang pekerjaan baru yang lebih menghasilkan. "Contohnya seperti youtuber, content creator, scriptwriter, dll. Ini adalah pekerjaan-pekerjaan baru yang menantang dan memiliki peluang besar di era milenial dan melesatnya ekonomi digital," jelasnya.

Selain itu, dalam rangka memasuki era digital, Kemenkominfo pun melakukan pendampingan kepada UMKM. Diharapkan para UMKM mampu masuk kedalam perusahaan para unicorn. Tim dari Kemenkominfo dan Kementerian UMKM datang ke pasar-pasar memberikan pendampingan kepada para pedagang untuk memberitahu cara berwirausaha di marketplace. Dan mempertemukan dengan para investor untuk membantu pendanaan.




Kepala Dinas Pemberdayaan Desa Pemprov Jawa Barat Bapak Agus Hanafi mengatakan, supaya tercapainya prinsif one village one company, suatu produk di desa perlu dilakukan sentralisasi supaya terjadi pertumbuhan bersama. Sehingga diharapkan setiap desa mampu menciptakan suatu program yang saling berkesinambungan antara satu desa dengan desa lainnya, semacam roda bergerigi yang saling menyatu, sehingga jika satu desa perekonomiannya berputar, desa lainnya akan ikut berputar. Itulah yang dinamakan terciptanya suatu kolaborasi, tanpa adanya kolaborasi, desa akan berdiri sendiri dan tidak tercapainya kesejahteraan bersama.

Untuk itu, pemerintah memberikan dorongan ke daerah berupa Dana Desa maupun memberikan akses berupa dukungan agar pemanfaatan digital mempercepat akselerasi pembangunan di daerah.

Selain itu, setiap desa mampu menciptakan produk berbeda, jika yang dihasilkan produk yang sama, akan timbul persaingan antar desa, inilah yang menjadi kendala terciptanya kemajuan dan kesejahteraan masyarakat khususnya di desa.

Pemberian bantuan dana dari pemerintah diharapkan mampu meningkatkan jumlah dan kualitas pelayanan publik, serta menciptakan kesempatan kerja, mengurangi tingkat kemiskinan, dan mengurangi ketimpangan antar daerah.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, kendala yang dihadapi pemerintah berada di sektor pendidikan, kalah bersaing tenaga kerja kita dengan tenaga kerja luar. Sehingga kemiskinan terus berulang dikarenakan banyaknya pengangguran dan penghasilan yang rendah.

Pengamat Sosial Bapak Refa Riana menambahkan, di era digitalisasi seperti sekarang ini, masyarakat harus pintar-pintar melihat peluang. Era digitalisasi sebetulnya merupakan peluang bisnis yang besar. Tinggal bagaimana masyarakat menyikapinya,” ujar Bapak Refa.

Saat ini, perekonomian masyarakat mengalami peningkatan dengan adanya Gojek, terima kasih banyak pada pihak gojek dikarenakan dengan adanya Gojek, banyak masyarakat yang ikut serta bekerja didalamnya. Ini merupakan sebuah perubahan baik untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Ya mungkin itu secuil rangkuman dari serangkaian acara yang bisa disampaikan pada acara FMB'9 kemarin, semoga dengan upaya tersebut benar-benar dapat tercapai apa yang di harapkan sebelumnya, yakni Membangun Indonesia Mensejahterakan Jawa Barat. Aamiin Yaa Alloh Yaa Robbal'aalamiin.

Wassalamu'alaikum warrohmatullohi wabarokatuh.

8 komentar:

  1. Wuih mantaaaap, hmm brb mikir bikin startup apa yaaa 😆

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. Nuhun pisan teh,, itu sedikit comot mencomot hihihi.. Msh harus banyak belajar.. Link teh anisah mana?

      Hapus
  3. Sedih ya, rata rata lulusan di Indonesia cuma SD jadi sulit dapat kerjaan.
    Berharap mereka sukses di umkm dengan kemajuan digital

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin ambu,, upaya pemerintah wajib belajar 9 tahun sepertinya kurang optimal heuheu,,semoga apa yang diharapkan terwujud aamiin

      Hapus
  4. Mantaaaaaap.. Mau belajar jdi blogger ahh ke teh Sandra..

    BalasHapus

Serum Pencerah Wajah Terbaik dari Pond's Indonesia

Assalamu'alaikum,, Hallo cantik,, ada yang baru nih dari pond's yaitu Pond's Bright Beauty Triple Glow Serum dan Triple Glow Se...