Jumat, 26 April 2013

HARI JUM’AT 600 RIBU ORANG DIBEBASKAN DARI API NERAKA

HARI JUM’AT 600 RIBU ORANG DIBEBASKAN DARI API NERAKA Nabi Saw. Bersabda : “Sesungguhnya hari dan malam Jum’at itu dua puluh empat jam. Alloh Ta’ala memerdekakan enam ratus ribu orang yang dimerdekakan dari neraka dalam setiap jamnya.” Syekh Abdul Qadir Al-Jilani mengatakan : “Kami menerima riwayat dari Abu Nashr dari ayahnya dengan sanadnya dari Tsabit Al-Banani dari Anas bin Malik ra, bahwa Nabi bersabda : “Sesungguhnya bagi Alloh Ta’ala ada enam ratus ribu orang yang dimerdekakan dari neraka pada setiap siang dan malam Jum’at. Hari Jum’at itu ada dua puluh empat jam. Dalam setiap jamnya ada enam ratus ribu orang yang dimerdekakan dari neraka. Semuanya dikabulkan oleh neraka”. {Kitab Al Gunyah}

Asrar Shalawat Yaumil Jum`at

Asrar Shalawat Yaumil Jum`at Dipetik Dari Dawamiyah Shalawat Syaikh Sulaiman Al-Jazuli R.a بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ اَللَّهُمَّ وَصَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ عَدَدَ مَنْ يُصَلِّى عَلَيْهِ ۞ وَصَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ عَدَدَ مَنْ يُصَلِّى عَلَيْهِ ۞ وَصَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ عَدَدَ الْقَطْرِ وَالْمَطَرِ وَالنَّبَاتِ ۞ وَصَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ عَدَدَ كُلِّ شَىْءٍ ۞ اَللَّهُمَّ وَصَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ فِى الْلَيْلِ إِذَا يَغْشَى۞ وَصَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ فِى النَّهَارِ إِذَا تَجَلَّى۞ وَصَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ فِى الْأٓخِرَةِ وَالْأُوْلَى۞ وَصَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ شَابّاً زَكِيَّا۞ وَصَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ كَهْلاً مَرْضِيًّا۞ يقرأ ٧ مَرَّاتٍ يقرأ فِي يوم الخميس بعد الـمَغْرِبْ

DOA (2)

DOA (2) MERAIH ROHMAT ALLOH اَللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو فَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ Allohumma rohmataka arju falaa takilni ilanafsi thorfata ‘ainin wa-aslihli sya’ni kullahu laailaha illa angta” Ya Alloh! Aku mengharapkan (mendapat) rahmat-Mu, oleh karena itu, jangan Engkau biarkan diriku sekejap mata (tanpa pertolongan atau rahmat dari-Mu). Perbaikilah seluruh urusanku, tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau.” {HR. Abu Dawud dan Imam Ahmad}

Malam Jum’at mari kita meraih Rohmat

Malam Jum’at mari kita meraih Rohmat DOA (1) رَبَّنَا آتِنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَداً Robbana atina milladungka rohmatan wahayyi’ lanaa min amrina rosyada "Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)." {QS. Al Kahfi ayat 10}

Hadis 42 riwayat Zaid bin Khalid Al-Juhaini ra

Hadis 42 riwayat Zaid bin Khalid Al-Juhaini ra., ia berkata: Rasululloh saw. melakukan salat bersama kami di Hudaibiyah, sesudah hujan turun semalam. Seusai salat, beliau mendatangi para sahabatnya, lalu bersabda: Tahukah kalian apa yang telah difirmankan Tuhan kalian? Para sahabat menjawab: Alloh dan Rasul-Nya yang lebih tahu. Beliau bersabda: Alloh berfirman: Di antara hamba-hamba-Ku ada yang beriman kepada-Ku dan ada yang kafir di pagi ini. Orang yang berkata: Kita diturunkan hujan karena anugerah dan rahmat Alloh, maka orang itu beriman kepada-Ku dan mengingkari bintang-bintang. Sebaliknya orang yang berkata: Kita diturunkan hujan oleh bintang ini atau bintang itu, maka orang tersebut kafir terhadap-Ku dan beriman kepada bintang-bintang {Kitab Shohih Imam Muslim}

HADITS QUDSI

HADITS QUDSI : Gusti Alloh subhanahu wata’ala berfirman : يا أبن أدم, إن رجوت رحمتى فالزم على طاعتى وإن خشيت من عذابى فاترك معصيتى حتى تنال كرامتى في الآخرة Ya Abna Adam, inrojauta rohmati faljam ‘ala tho’ati wain khosita min ‘adzabi fatruk ma’siyati hatta tanala karomati fil akhiroh Hartosna : Wahai manusia, jika kamu mengharapkan kasih sayang-Ku, maka ta’atilah Aku Dan jika kamu takut dari siksa-Ku, maka tinggalkanlah ma’siyat (berbuat dosa) kepada-Ku Ta’atlah sehingga kamu mendapat kemulyaan dari-Ku di akherat {Kitab Majmu’ah Tsalats Ar Rosail}

Hadis (40)

Hadis (40) riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Mencaci-maki orang Islam adalah kefasikan dan memerangi (orang islam) adalah kekafiran {Kitab Shohih Imam Muslim}

Al Hadits

Al Hadits Thalathatun la-turfa’u Solatuhum fauqa ra-u-sihim syibra: rajulun amma qauman wahum lahu kaarihuna wa amra-atun batat wazaujuha ‘alaiha sahit wa-akhwanun mutaSariman (Hadisun Hasan Rawahu Ibnu Majah) Hartosna: "3 golongan manusia yang tidak diangkat solatnya walau sekadar sejengkal dari kepala: seorang lelaki yang ingin menjadi Imam, sedangkan ma’mum membencinya dan seorang isteri yang tidur dalam keadaan suaminya marah kepadanya dan 2 orang saudara yang bergaduh/bertikam lidah."

Risalah 12

Risalah 12 : Apabila Alloh Yang Maha Agung melimpahkan kekayaan padamu, dan kekayaan itu memalingkanmu dari kepatuhan kepadaNya, niscaya Ia memisahkanmu dari Nya di dunia dan di akhirat. Mungkin juga Ia mencabut karuniaNya darimu, menjadikanmu papa dan melarat, sebagai hukuman atas keberpalinganmu dari Sang Pemberi, dan keterpesonaanmu akan karuniaNya. Tetapi, bila kau senantiasa patuh kepadaNya, dan tak terpengaruh oleh kekayaan itu, Alloh akan menambahkan karuniaNya kepadamu, dan sedikit pun takkan menguranginya. Harta adalah abdimu, dan kau adalah abdi Sang Raja. Kerana itu, hidup di dunia ini berada di bawah kasih sayangNya, dan hidup di akhirat terhormat dan abadi, bersama-sama para shiddiq, para syahid, dan para shaleh. Tuan Syekh Abdul Qadir Al Jailani Dalam Kitab Futuhul Ghaib

Nasehat Tuan Syekh Abdul Qadir Al Jailani

Nasehat Tuan Syekh Abdul Qadir Al Jailani Dalam Kitab Futuhul Ghaib Risalah 11 : Apabila timbul di dalam benakmu keinginan untuk nikah, padahal kau fakir dan miskin, dan kau tak mampu memenuhinya, maka bersabarlah dan berharaplah senantiasa akan kemudahan dari-Nya, yang membuatmu berkeinginan seperti itu, atau yang mendapati keinginan semacam itu di dalam hatimu, niscaya Ia akan menolongmu, (entah dengan menghilangkan keinginan itu darimu) atau dengan memudahkanmu menanggung beban hidupmu itu, dengan memberikan kecukupan, mencerahkanmu dan memudahkanmu di dunia dan akhirat. Lalu Alloh akan menyebutmu orang yang bersabar dan bersyukur, karena kesabaranmu dan keridhoanmu atas ketentuan-Nya. Maka ditingkatkan-Nya kesucian dan kekuatanmu. Dan Alloh berjanji untuk senantiasa menambah kurnia-Nya atas orang-orang yang bersyukur, sebagaimana firman-Nya : "Se- sungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni'mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni'mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim: 7) Maka bersabarlah, tentanglah hawa nafsumu, dan berpegang teguhlah pada perintah-perintah-Nya. Ridholah atas takdir Yang Maha Kuasa, dan berharaplah akan ridha dan kurnia-Nya. Sungguh Alloh sendiri telah berfirman: "Hanya orang-orang yang bersabarlah yang akan menerima ganjaran mereka tanpa batas." (QS. Az Zumar : 10)

Wasiat Nabi saw tentang memulyakan tamu

Wasiat Nabi saw tentang memulyakan tamu : Wahai Ali: “Carilah kebaikan di pagi hari, dan mulyakanlah tamu. Sesungguhnya ketika tamu berkunjung di suatu kaum, maka rizqi juga akan turun bersamanya, dan ketika ia pergi maka ia akan pergi dengan membawa dosa-dosanya penghuni rumah yang ia kunjungi kemudian membuangnya ke laut.

القصيدة بردة والخمريّة

القصيدة بردة والخمريّة لسيدى الحبيب مولانا ماس محمد إيمان بن محمد إيمان القدسى باعلوى الحسينى أَعُوْذُ بِا للّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينَا ۞ لِيَغْفِرَ لَكَ اللهُ مَا تَقَدَّ مَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ وَ يُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكَ وَ يَهْدِ يَكَ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا ۞ وَ يَنْصُرَ كَ اللهُ نَصْرًا عَزِيزًا ۞ لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِين­َ رَءُوفٌ رَحِيمٌ ۞ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ ۞ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ­ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا اللهـم صـل وسـلم وبارك علـيه وعلـى آلـه اَلحَمْدُ لِلّهِ مُنْشِى الْخَلْقِ مِنْ عَدَمِ ثُمَّ الصَلَاةُ عَلَى المُخْتَارِ فِى الْقِدَمِ مَوْلَاىَ صَلِّ وَسَلِّمْ دَائِمًا أَبَدًا عَلى حَبِيْبِكَ خَيْرِ الْخَلْقِ كُلِّهِمِ سَـقَانِى الْحُبُّ كَاسَـاتِ الْـوِصَـالِ فَـقُـلْتُ لِخَمْـرَتِي نَحْـوِي تَعَـالِي سَعَـتْ وَمَشَـتْ لِنَحْـوِى فِى كُؤُسٍ فَهِـمْـتُ بِسَكْـرَتِى بَيْنَ الْـمَـوَالِي يَارَبِّ بالمصطَفَى بَلِّغْ مَقَاصِدَنَا وَاغْفِرْلَنَا ذَنْبَنَا يَاوَاسعَ اْلكَرَمِ وَقـُلْتُ لِسَائِـرِالْأَ­قْـطَابِ لُـمُّـوا بـِحَـانِى وَدْخـُلُـوا أَنْتـُمْ رِجَــالِيْ وَهِـيْمُـوْا وَشْـرَبُوْا أَنْتُـمْ جُـنُوْدِيْ فَـسَاقِـيْ الْـقَـوْمَ بِالْـوَا فِـيْ مَـلَالِ هُوَ الْحَبِيْبُ الَّذِي تُرْجٰى شَفَاعَـتُهُ لِكُلِّ هَوْلٍ مِنَ الْأَهْوَالِ مُقْتَحِـــمِ شَرِبْتُمْ فَضْلَتِيْ مِنْ بَعْـدِ سُكْـرِيْ وَلَانِلْتُمْ عُلُوِّيْ وَاتِّـصَالِيْ مَقَامُكُمُ الْعُلَى جَمْعًا وَلٰكِنْ مَقَامِيْ فَوْقَكُمْ مَازَالَ عَالِي مُحَمَّدٌ سَيِّدٌ الْكَوْنَيْنِ وَالثَّقَلَيْــ­ـ ـنِ وَالْفَرِيْقَيْ­نِ مِنْ عُرْبِ وَمِنْ عَجَــمِ أَنَا فِيْ حَضْـرَةِ التَّقـْرِيْبُ وَحْـدِيْ يُصَـرِّفُـنِـي­ْ وَحَسـْبـِيْ ذُوْالْجَـلَالِ أَنَا الْـبـَازِيُّ أَشْـهَـبُ كـُلٍّ شَـيْخٍ وَمَنْ ذَا فِيْ الرِّجَالِ أَعْـطِيْ مِـثَالِيْ فَاقَ النَّبِيِّيْنَ فِي خَلْقٍ وَ فِيْ خُلُقٍ وَلَمْ يدَانُوْهُ فِيْ عِلْمٍ وَلاَ كرَمِ دَرَسْتُ الْعِلْمَ حَتَّى صِرْتُ قُطْبًا وَنـِلْتُ السَّعْدَ مِنْ مَوْلَى الْمَوَالِيْ كَـسَانِيْ خـِلْعَةً بِطِـرَازِ عِـزِّ وَتـَوَّجَـنِيْ­ بـِتـِيـْجَانِ الْكَـمَالِ فَإِنَّهُ شَمْسُ فَضْلٍ هُمْ كَوَاكِبُهَا يُظْهِرْنَ أنْوَارَهَا لِلنَّاسِ فِي الظُّلَمِ وَأَطْـلَعَـنِي­ْ عَـلَى سِـرِّ قَـدِيـْمِ وَقَـلَّـدَنِـي­ْ وَأَعْـطَانِـيْ­ سُـؤَالِيْ طُبُوْلِيْ فِيْ السَّـمَا وَالْأَرْضِ دُقَّـتْ وَشَــاوُسُ السَّـعَـادَةِ قَـدْ بَـدَالِـي فَإِنَّ فَضْلَ رَسُوْلِ اللهِ لَيْسَ لَهُ حَدٌّ فَيٌعْرَبُ نَاطِقٌ بِفَمِ أَنَاالْحـَسَـن­ِيُ وَالْـمـَخْـدَع­ُ مَقَامِيْ وَأَقْـدَامـِيْ­ عَـلَى عُـنـُقِ الـرِّجَالِ وَوَالَّانِيْ عـَلَى الْأَقْـطَابِ جـَمْـعًا فَـحُـكْـمِيْ نَافِـذٌ فِيْ كُـلِّ حَالِ بُشْرٰى لَنَا مَعْشَرَ الْإِسْلَامِ إِنَّ لَنَا مِنَ الْعِنَايَةِ رُكْناً غَيْرَ مُنْهَدِمِ نـَظَـرْتُ إِلَى بِلَادِ اللَّـهِ جَـمْـعًا كَـخـَرْدَلَةٍ عـَلَى حـُكـْمِ اتِّـصَـالِ وَلَـوْأَلْـقَـ­يـْتُ سِـرِّيْ فَوْقَ نَارٍ لَـخَـمِـدَتْ وَانْـطَـفَتْ فِيْ سِـرِّحَالِيْ لَمَّا دَعَا اللهُ دَاعِينَا لِطَاعَتِهٖ بِأَكْرَمِ الرُّسُلِ كُنَّا أَكْرَمَ الْأَمَمِ وَلـَوْأَلْـقَـ­يْـتُ سِـرِّيْ فَـوْقَ مَـيْتٍ لَـقَامَ بِـقُـدْرَةِ الْـمَـوْلَى مَشَى لِيْ وَلـَوْأَلْـقَـ­يْـتُ سِـرِّيْ فِيْ جِـبَالٍ لَـدُ كَّـتْ وَاخْـتَـفَـتْ بـَيْنَ رِّمَالِ أَسْتَغْفِرُ اللهَ مِنْ قَوْلٍ بِلَا عَمَلٍ لَقَدْ نَسَبْتُ بِهٖ نَسْلاً لِذِيْ عُقُمِ وَلـَوْأَلْـقَـ­يْـتُ سِـرِّي فِـي بِحَارٍ لَصَـار الْـكُلُّ غَـوْرًا فِيْ الـزَّوَالِ وَمَامِـنْهَا شُهُـوْرٌ أَوْ دُهُوْرٌ تَمُـرُّوَتَـنْ­ـقَـضْـي إِلَّا أَتَــالِي ظَلَمْتُ سُنَّةَ مِنْ أَحْيَاالظُّلَا­مَ إِلٰى أَنِ اشْتَكَتْ قَدَمَاهُ الضُرَّمِنْ وَرَمِ وَتُـخْـبِرُنِـ­يْ بِمَا يَأْتِيْ وَيَجْـزِيْ وَتـُعْـلِـمُنِ­يْ فَاقْـصِـرْ عَـنْ جِدَالِيْ بِلَادُ اللَّـهِ مُلْـكِيْ تَحْـتَ حُـكْمِيْ وَوَقْـتِيْ قَـبْلَ قَبْـلِـيْ قـَدْ صَـفَالِيْ وَمَنْ تَكُنْ بِرَسُوْلِ اللهِ نُصْـــرَتُهُ إِنْ تَلْقَهُ الْأُسْدُ فِىْ آجَامِهَا تَجِــمِ مُـرِيْدِيْ لَا تـَخَـفْ وَاشٍ فَإِ نِّـيْ عَـزُوْمٌ قَـاتِـلٌ عِـنْـدَ الْـقِـتَالِ مُـرِيْدِيْ لَا تـَخَـفْ اللهُ رَبـِّي عَـطَانـَي رِفْـعَةً نـِلْـتُ الْـمَـعَالِيْ يَا أكْرَمَ الْخَلْقِ مَا لِيْ مَنْ أَلُوْذُ بِهٖ سِوَاكَ عِنْدَ حُلُوْلِ الْحَادِثِ الْعَمِمِ مُـرِيْدِيْ هِـمْ وَطِبْ وَاشْـطَحْ وَغَـنِّ وَافْـعَـلْ مَاتَـشَـا فَـالْإِسْـمُ عَـالِىْ وَكُــلُّ وَلِــيٍّ لَـهُ قَـدَمٌ وَإِنِّـيْ عَـلَى قَـدَمِ النَّبِـيِّ بـَدْرِ الْـكَـمَالِ يَا نَفْسُ لَا تَقْنَطِي مِنْ زَلَّةٍ عَظُمَتْ إِنَّ الْكَبٰآئِرَ فِيْ الْغُفْرَانِ كَالَّلمَمِ أَنَا الْجَـيْلِيُّ مُحْيِ الـدِّيْنِ اِسْـمِـي وَأَعْـلَامِـي عَـلَـى رُؤُوْسِ الْـجِـبَالِ وَعَـبْدُ الْقَادِرِ الْمَـشْهُـوْرُ­ اِسْـمِـي وَجَـدِّي صَـاحِـبُ الْعَـيْنِ الْـكَمَـالِ يَارَبِّ وَاجْعَلْ رَجٰآئِيْ غَيْرَمُنْعَكِس­ٍ لَدَيْكَ وَاجْعَلْ حِسَابِيْ غَيْرَ مُنْخَرِمِ وَعَـبْدُ الْقَادِرِ الْمَـشْهُـوْرُ­ اِسْـمِـي وَجَـدِّي صَـاحِـبُ الْعَـيْنِ الْـكَمَـالِ وَعَـبْدُ الْقَادِرِ الْمَـشْهُـوْرُ­ اِسْـمِـي وَجَـدِّي صَـاحِـبُ الْعَـيْنِ الْـكَمَـالِ وَأَذَنْ لِسُحِبِ صَلَاةٍ مِنْكَ دَائِمَةٍ عَلَى النَّبِيِّ بمُنْهَلٍّ ومُنْسَجِمِ سَـقَانِى الْحُبُّ كَاسَـاتِ الْـوِصَـالِ فَـقُـلْتُ لِخَمْـرَتِي نَحْـوِي تَعَـالِي سَعَـتْ وَمَشَـتْ لِنَحْـوِى فِى كُؤُسٍ فَهِـمْـتُ بِسَكْـرَتِى بَيْنَ الْـمَـوَالِي وَالْأٰلِ وَالصَّحْبِ ثُمَّ التَّابِعِيْنَ فَهُمْ أَهْلُ التُّقٰى وَالنَّقَا وَالْحِلْمِ وَالْكَرَمِ سَـقَانِى الْحُبُّ كَاسَـاتِ الْـوِصَـالِ فَـقُـلْتُ لِخَمْـرَتِي نَحْـوِي تَعَـالِي سَعَـتْ وَمَشَـتْ لِنَحْـوِى فِى كُؤُسٍ فَهِـمْـتُ بِسَكْـرَتِى بَيْنَ الْـمَـوَالِي مَوْلَاىَ صَلِّ وَسَلِّمْ دَائِمًا أَبَدًا عَلى حَبِيْبِكَ خَيْرِ الْخَلْقِ كُلِّهِمِ

Kamis, 25 April 2013

الدعاء الإستغفار والقصيدة القادري

الدعاء الإستغفار والقصيدة القادري لسيدى الحبيب مولانا ماس محمد إيمان بن محمد إيمان القدسى باعلوى الحسينى أَعُوْذُ بِا للّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ ۞ اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ ۞ أَسْتَغْفِرُ اللهَ حَيَآءً مِنَ اللهِ ۞ أَسْتَغْفِرُ اللهَ رُجُوْعًا إِلٰى اللهِ ۞ أَسْتَغْفِرُ اللهَ فِرَارًا مِنْ غَضَبِ اللهِ إِلٰى رِضٰآءِ اللهِ ۞ أَسْتَغْفِرُ اللهَ فِرَارًا مِنْ سُخْطِ اللهِ إِلٰى عَفْوِ اللهِ ۞ أَسْتَغْفِرُ اللهَ تَنَدُّمًا وَاسْتُرْجَاعًا ۞ أَسْتَغْفِرُ اللهَ تَلَاقِى قَبْلَ تَلَاقِى ۞ أَسْتَغْفِرُ اللهَ مِنَ الْإِفْرَاطِ وَالتَّفْرِيْطِ ۞ أَسْتَغْفِرُ اللهَ مِنَ التَّخْيِطِ وَالتَّخْلِيْطِ ۞ أَسْتَغْفِرُ اللهَ مِنْ مُقَارَفَةِ الذُّنُوْبِ ۞ أَسْتَغْفِرُ اللهَ مِنَ التَّدَنُسِ بِالْعُيُوْبِ ۞ أَسْتَغْفِرُ اللهَ مِنْ عَدَمِ الْخُضُوْرِ فِى الصَّلَاةِ ۞ أَسْتَغْفِرُ اللهَ مِنْ جَمِيْعِ التَّقْسِيْرِ فِيْهَا وَفِى الزَّكَاةِ ۞ أَسْتَغْفِرُ اللهَ مِنَ الْقُنُوْةِ مِنْ رَحْمَةِ الله ۞ أَسْتَغْفِرُ اللهَ مِنَ الْأَمْنِ مِنْ مَكْرِ اللهِ ۞ أَسْتَغْفِرُ اللهَ مِنْ عَدَمِ الْقِيَامِ بِحَقِّ اللهِ وَخَلْقِ اللهِ ۞ أَسْتَغْفِرُ اللهَ مِنْ عَدَمِ التَّشْمِيْرِ لِطَاعَةِ اللهِ ۞ أَسْتَغْفِرُ اللهَ مِنْ عُقُوْقِ الْأٓبَاءِ وَالْأُمَّهٰآتِ ۞ أَسْتَغْفِرُ اللهَ مِنَ الْظُّلُمَاتِ وَالتَّبِعَاتِ ۞ أَسْتَغْفِرُ اللهَ مِنَ الْخُطَا إِلٰى الْخَطِيْئَاتِ ۞ أَسْتَغْفِرُ اللهَ مِنْ قَطِيْعَةِ الْأَرْحَامِ ۞ أَسْتَغْفِرُ اللهَ مِنِ اكْتِسَابِ الْأٰثَامِ ۞ أَسْتَغْفِرُ اللهَ مِنْ حُبِّ الْجَاهِ وَالْمَالِ ۞ أَسْتَغْفِرُ اللهَ مِنْ شَهْوَةِ الْقِيْلَ وَالْقَالَ ۞ أَسْتَغْفِرُ اللهَ مِنْ رُؤْيَةِ النَّفْسِ بِعَيْنِ التَّعْظِيْمِ ۞ أَسْتَغْفِرُ اللهَ مِنْ نَهْرِ السَّائِلِ وَقَهْرِ الْيَتِيْمِ ۞ أَسْتَغْفِرُ اللهَ مِنَ الْكَذْبِ وَالْحَسَدِ ۞ أَسْتَغْفِرُ اللهَ مِنَ الْغِيْبَةِ وَالنَّمِيْمَةِ ۞ أَسْتَغْفِرُ اللهَ مِنَ الرِّيٰآءِ وَالسُّمْعَةِ ۞ أَسْتَغْفِرُ اللهَ مِنْ سٰآئِرِ الذُّنُوْبِ الْقَلْبِيَّةِ وَالْقَالَبِيَّةِ وَالْلِسَانِيَّةِ وَالذَّوْقِيَّةِ وَالشُمِّيَّةِ وَالسَّمْعِيَّةِ وَالْبَصَرِيَّةِ وَالْبَدَنِيَّةِ وَالْفَرْجِيَّةِ وَالصَّدْرِيَّةِ وَالْبَدَوِيَّةِ وَالرِّجْلِيَّةِ وَالْحِسِّيَّةِ وَالْمَعْنَوِيَّةِ ۞ أَسْتَغْفِرُ اللهَ مِنْ اِتِّبَاعِ الْهَوَّى وَهَجْرِ التَّقْوٰى وَالْمَيْلِ إِلٰى زَخَارِفِ الدُّنْيَا ۞ أَسْتَغْفِرُ اللهَ مِنْ جَمِيْعِ مَا يَكْرَهُ اللهِ ظَاهِرًا وَبَاطِنًا ۞ وَصَلَّى اللهُ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدِنِ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ ۞ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ ۞ اَلْفَاتِـحَةْ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ اللَّهُمَّ مَا مَنَنْتَ بِهِ فَتَمِّعْهُ يَااللهُ ۞ وَمَا أَنْعَمْتَ بِهِ فَلَا تَسْلُبْهُ ۞ وَمَا سَتَرْتَهُ فَلَا تَهْتِكْهُ ۞ وَمَا عَمِلْتُهُ فَاغْفِرْهُ ۞ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَرَ الرَّحِمِيْنَ ۞ اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ رِضَاكَ دَائِمًا ۞ وَاْلعَافِيَةَ عَلَّى دَائِمًا ۞ وَاْلبَرَكَةَ الْمَعْنَوِيَّةَ وَالْحِسِيَّةَ دَائِمًا عَلَىَّ دَائِمًا يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ ۞ اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِوَصْلِكَ مِنْ صَدِّكَ وَبِقُرْبِكَ مِنْ بُعْدِكَ ۞ وَنَعُوْذُبِكَ مِنْكَ فَجْعَلْنَا مِنْ أَهْلِ طَاعَتِكَ وَوُدِّكَ وَأَهِّلْنَا بِشُكْرِكَ ۞ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ ۞ اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ عَدَدَ مَا فِي عِلْمِ اللهِ صَلاَةً دَائِمَةً بِدَوَامِ مُلْكِ اللهِ قَلْبِى قُطْبِى وَقَالَبِى لُبْنَانِى ۞ سِرِّى حَضِرِى وَعَيْنُهُ عِرْفَانِى ۞ هَارُوْنُ عَقْلِى وَكَلِيْمِ رُوْحِى ۞ فِرْعَوْنِى نَفْسِى وَالْهَوَى هَامَانِى ۞ يقرأ ٣ مَرَّاتٍ ۞ الْفَاتِحَةْ

KISAH BAMBU DAN PETANI

KISAH BAMBU DAN PETANI Seorang petani mempunyai sebuah kebun yang ditanami berbagai tanaman indah, kebun itu dijaga dipelihara, dengan sepenuh hati. Setiap hari ia menyiangi, merawat penuh kasih sayang dari sekian tanaman yang paling dicintai BAMBU. Tanaman itru indah, tumbuh berbaris, berjejer mengelilingi kebun seperti pagar kokoh yang melindungi tanaman lain, menjulang tinggi kalau ditiup angin tubuhnya bergoyang-goyang lembut dan daunnya gemerisik melantunkan lagu kidung merdu, siapapun yang mendengarkan pasti terpesona. Kalau hujan tetes – tetes air hujan menggelayut diujung-ujung daun seperti anting-anting berlian dipakai seorang gadis cantik, Diudara panas pohon bumbu yang rindang menaungi tanaman lain dari terik panas matahari. Petani memandangi pohon bambu itu dengan sukacita ( petani sudah menghabiskan waktunya bertahun-tahun untuk merawat pohon bambunya; tumbuh hijau besar, kokoh, daunnya kuat, kini sudah saatnya dipakai ). Suatu hari petani mendatangi bambu itu : P : bambu Oh bambu yang baik “ aku bermaksud menggunakan mu B : dengan bahagia bambu menjawab “ aku telah siap, gunakan aku” P : aku harus menebang dan memotong tubuhmu B : kenapa harus dipotong? kau merawatku begitu cantik, bisakah digunakan tanpa dipotong ( melas sang bambu ) P : kalau tidak dipotong, aku tidak dapat menggunakanmu B : Bambu terdiam sesaat , “LAKUKANLAH” Setelah memotong-motongnya dan …………………………………………………………….. P : aku harus memangkas ranting-rantingmu B : “kasihanilah aku “ pinta bambu P : kalau tidak dipangkas, aku tidak bisa menggunakanmu B : Sadar akan kasih sayang pak tani “OH TUANKU LAKUKANLAH” P : aku harus membelah tubuhmu B : tersungkur ditanah penuh penyerahan diri “BILA ITU YANG KAU KEHENDAKI , LAKUKANLAH “ Setelah itu dengan hati-hati pak tani memanggul bambu itu kelembah bukit kesebuah mata air jernih, ia meletakkan satu ujung bambu untuk menampung air dan menyambung ujung bambu satu dengan yang satu terus memanjang sehingga menuju ke sebuah sawah padi yang kering. Beberapa bulan kemudian padi menguning matang siap dipanen; saat itulah bambu menyadari karena kepatuhan, ketaatan dan pengorbanannya , ia telah menjadi penyambung hidup dunia semesta alam ini. Kita seperti bambu-bambu itu Alloh merawat kita hingga kita tumbuh besar, kokoh dan siap digunakan. Akan ada kesakitan, masalah dan musibah ketika kita hendak digunakan karena Alloh menuntut ketaatan, kerelaan hati kita. Tetapi ujung-ujungnya kita menjadi berkah (bermanfaat) banyak orang disekeliling kita, didunia ini. Amin.

membaca al-qur'an

(*)¦•¦¦•¦¦•¦¦☼( ­*)¦•¦¦•¦¦•¦¦☼(* ­)¦•¦¦•¦¦•¦¦☼ ________☼/ ­)_☼_____☼./¯"""/ ­') ¯¯¯¯¯¯¯¯¯\)☼¯☼¯ ­¯¯¯☼'\_„„„„\) ☆•☆•Assalamu'al ­aikum`warahmatu ­llahi`wabarakat ­uh•☆ membaca al-qur'an setiap satu hurup nya mendapatkan pahala 10 kata waliyulloh buya mamad,itu kalau d lihat dg satu mata kalau d lihat dg 2 mata,menjadi 20 pahala nya. ga ada ilmu lagi yg bisa d tulis,habis ilmu nya minim (⁀‵⁀) ..•❤•.¸✿ ✿ `⋎´✫¸.•°*”˜˜”*° ­• ..✫¸.•°*”˜˜”*°• ­. ♥ ☻/ღ˚ •。* ˚✰˚ ˛★* 。 /▌*˛˚ღ •˚ ✰* ★ / \ ˚. .❀¸.•❤•.❀ ..•❤•.¸✿ ✿¸. ✿) Salam Erat Silaturahmi Dan✿) ✿) Salam Santun Ukhuwah Fillah✿) *•☆°• •°☆•**•☆°• •°☆•**•☆°•* ________☼/ ­)_☼_____☼./¯"""/ ­') ¯¯¯¯¯¯¯¯¯\)☼¯☼¯ ­¯¯¯☼'\_„„„„\)

Masih Washiat Nabi saw kpd Imam Ali, “Tentang Kedermawanan dan Kekikiran”

Masih Washiat Nabi saw kpd Imam Ali, “Tentang Kedermawanan dan Kekikiran” Nabi bersabda: “Sesungguhnya para wali Alloh memperoleh luasnya Rahmat Alloh bukan karena banyaknya Ibadah, tapi karena kedermawanan hati dan menganggap dunia itu hina”. Wahai Ali: Orang yang dermawan itu dekat dengan Alloh, dekat dengan Rahmat Alloh dan jauh dari siksa Alloh. Orang yang kikir itu jauh dari Alloh, jauh dari Rahmat Alloh, dan dekat dengan siksa Alloh. Wahai Ali: “Aku melihat sebuah tulisan di atas pintu surga: ‘Engkau di haramkan bagi setiap orang kikir, orang yang berani pada orang tua, dan tukang mengadu domba”. Wahai Ali: “Ketika Alloh menciptakan surga, maka surga bertanya: ‘Untuk apa aku diciptakan ?’, Alloh menjawab: ‘Untuk orang-orang yang dermawan dan bertaqwa’, Surga berkata: ‘Aku rela’. Dan Neraka bertanya, ‘Wahai Tuhanku, untuk apa aku diciptakan ?, Alloh menjawab: ’Untuk orang yang kikir dan sombong’. Neraka berkata: ‘aku memang di siapkan untuk keduanya (kikir dan sombong)”.

AMALAN ZAHIR ADALAH KERANGKA SEDANGKAN ROHNYA ADALAH IKHLAS YANG TERDAPAT DENGAN TERSEMBUNYI DALAM AMALAN ITU.

AMALAN ZAHIR ADALAH KERANGKA SEDANGKAN ROHNYA ADALAH IKHLAS YANG TERDAPAT DENGAN TERSEMBUNYI DALAM AMALAN ITU. Hamba yang ikhlas berada dalam pemeliharaan Alloh s.w.t. Apabila dia dirangsang untuk melakukan kejahatan dan kekotoran, Nur Rahasia Alloh s.w.t akan memancar di dalam hatinya sehingga dia menyaksikan dengan jelas akan tanda-tanda Alloh s.w.t dan sekaligus meleburkan rangsangan jahat tadi. Inilah tingkat ikhlas yang tertinggi yang dimiliki oleh orang Arif (ahli ma’rifat) dan hampir dengan Alloh s.w.t. Mata hatinya sentiasa memandang kepada Alloh s.w.t, tidak pada dirinya dan perbuatannya. Orang yang berada di dalam makam ikhlas yang tertinggi ini sentiasa dalam keridoan Alloh s.w.t baik semasa beramal ataupun semasa diam. Alloh s.w.t sendiri yang memeliharanya. Alloh s.w.t mengajarkan agar hamba-Nya berhubung dengan-Nya dalam keadaan ikhlas. {Al Hikam, Syekh Ibn Atho’illah}

TENTANG DO’A

TENTANG DO’A Syekh Ibnu Atho’illah dalam kitab Al-Hikam : لا يكن تأخر أمد العطاء مع الالحاح في الدعاء موجبا ليأسك فهو ضمن لك الاستجابة فيما يختاره لك لا فيما تختاره لنفسك وفي الوقت الذي يريد لا في الوقت الذي تريد Janganlah do'a yang lama di kabulkan padahal engkau telah meminta dengan sungguh-sungguh menjadikan engkau putus asa, karena Alloh SWT pasti akan mengabulkan do'amu sesuai dengan kehendak-Nya bukan sesuai dengan keinginanmu dan pada waktu yang Dia kehendaki bukan pada waktu yang engkau inginkan .

Masih Washiat Nabi saw kpd Imam Ali, spesial sholat dhula

Masih Washiat Nabi saw kpd Imam Ali, spesial sholat dhula Wahai Ali: “Dirikanlah shalat dhuha baik ketika berpergian maupun ketika di rumah. sesungguhnya ketika hari kiamat Datang, maka sebuah suara memanggil dari atas surga, “Di Manakah orang-orang yang telah melakukan shalat Dhuha ?”.Masuklah dari pintu Dhuha dengan aman dan sentosa”. Dan Alloh takkan mengutus seorang nabi, kecuali ia Memerintahnya untuk mendirikan shalat Dhuha.

Masih Washiat Nabi saw kpd Imam Ali, tentang sholat

Masih Washiat Nabi saw kpd Imam Ali, tentang sholat Wahai Ali: “Shalatlah pada malam hari walau hanya seperti orang yang memerah sapi (sebentar), orang yang shalat pada malam hari adalah orang yang paling bagus wajahnya”. Wahai Ali: “Jika kau takbir hendak shalat, maka renggangkanlah jari-jarimu dan angkatlah kedua tanganmu sampai lurus dengan kedua pundakmu, dan jika engkau takbir, letakkanlah tangan kananmu di atas tangan kirimu tepat di bawah pusarmu. Dan jika engkau Ruku’ letakkanlah kedua tanganmu di atas lututmu dan renggangkanlah jari-jarimu”. Wahai Ali: “Bersegeralah melakukan shalat shubuh, lakukanlah shalat maghrib setelah terbenamnya matahari seperti halnya memerah sapi (sebentar). Sesungguhnya demkian itu adalah perbuatan para nabi”. Wahai Ali: “Lakukanlah shalat berjama’ah, karena itu disisi Alloh seperti pahalanya sama dengan melakukan Haji”. Tidaklah suka melakukan Shalat berjama’ah, kecuali mu’min yang benar-benar dicintai Alloh. Dan tidaklah suka meninggalkan shalat berjama’ah, kecuali orang munafik yang benar-benar dibenci Alloh.

Masih Wasiat Nabi saw kpd Imam Ali

Masih Wasiat Nabi saw kpd Imam Ali : Wahai Ali: “Jibril berharap untuk menjadi manusia (anak adam) di sebabkan 7 perkara yaitu: 1. Shalat 5 waktu dengan berjama’ah. 2. Berkumpul di 1 majelis bersama ulama’. 3. Menjenguk orang sakit. 4. Mengantarkan jenazah. 5. Memberi minum orang yang membutuhkan. 6. Mendamaikan 2 orang yang berselisih. 7. Memulyakan tetangga dan anak yatim.

Washiat Nabi saw kpd Imam Ali

Washiat Nabi saw kpd Imam Ali Wahai Ali: “Alloh tidak akan menerima shalat tanpa wudlu, dan Shadaqah dari barang haram” Wahai Ali: “Kualitas agama seorang mu’min senantiasa bertambah selama dia tidak mengonsumsi barang haram, dan apabila orang yang menjauhi Ulama maka akan mati hatinya, dan ia buta akan keta’atan pada Alloh”. Wahai Ali: “Barang siapa yang membaca Al-Qur’an tapi ia tidak menghalalkan kehalalannya dan tidak mengharamkan keharamannya maka ia termasuk orang-orang yang membuang Al-Qur’an di belakang punggungnya”. KITAB WASHIYATUL MUSHTOFA {Syekh Abdul Wahab Asy Sya’roni}

Najisnya Anjing.

Kiriman khusus untuk adinda sandra wulandari عَلَيْكِ السَّلاَمُ Najisnya Anjing. Mengenai Hukum Najisnya Anjing terdapat Qaidah / Dalil : a. Adapun Najisnya Anjing adalah karena adanya Perintah menuangkan air bejana yang terkena Jilatan Anjing dan Harus Membasuh bejananya. Rasulullah SAW Bersabda : Jika seekor anjing menjilat bejana salah satu dari pada kamu sekalian, maka hendaknya kamu menuangkan bejana itu (Mengosongkan isinya) kemudian membasuhnya 7X ( Diriwayatkan oleh Imam Muslim Al Fiqhu Alal Madzhahibilj Juz I Hal.16) . b. Para pengikut Mazhab Malikiذ mengatakan bahwa tiap-tiap barang yang hidup itu SUCI keadaannya walaupun seekor Anjing / Babi. Para pengikut Mazhab Hanafi setuju terhadap mereka ini bahwa anjing itu Suci keadaannya selama dia masih hidup saja. Pengikut Mazhab Hanafi mengatakan bahwa Liur anjing itu Najis selama anjing masih Hidup, karena mengikuti najisnya Daging anjing itu sesudah matinya. (Al-Fiqhu Alal Madzahibil Arbaah Juz I Hal.16 ). Dari Kedua Dalil Tersebut Diatas, Dapat Disimpulkan Bahwa Terdapat 3 Pendapat, yaitu ; 1. Bahwa anjing itu najis seluruhnya, berdasarkan adanya perintah mencuci bejana yang dijilatnya sebanyak 7X. Bahkan menurut pendapat Imam Syafii tentang Najisnya anjing ini termasuk najis Mugholadoh (Najis yang diberatkan). Sebab mencuci bejana yang kena najis tersebut sampai 7X dan 1X diantaranya harus dicampuri dengan Debu. Pendapat ini diikuti oleh umumnya Kaum Muslimin di Indonesia dan mereka yang Bermazhab Syafii. 2. Bahwa anjing itu selama masih hidup suci keadaannya. Adapun bila ada barang yang dijilat anjing diperintahkan mencucinya 7X, perintah yang demikian itu harus ditaati tetapi Tidak ditegaskan bahwa perintah ini mencuci sedemikian itu disebabkan karena Najisnya Anjing. Demikian ini yang diikuti oleh mereka yang Bermazhab Maliki. 3. Bahwa anjing itu selama masih hidup suci keadaannya kecuali air liurnya. Adapun liurnya adalah Najis, sebab diikutkan Najisnya daging anjing jika sudah mati, dan yang demikian ini diikuti oleh mereka yang Bermazhab Hanafi. Cara Mencuci Najisnya Anjing. Caranya dengan mencuci barang-barang tersebut sebanyak 7X dan 1X pertama atau salah satu dari 7X, dicampur dengan tanah/ debu.

KITAB WASHIYATUL MUSHTOFA {Syekh Abdul Wahab Asy Sya’roni}

KITAB WASHIYATUL MUSHTOFA {Syekh Abdul Wahab Asy Sya’roni} Segala puji saya haturkan kehadirat Alloh yang menjadi Tuhan semua alam. Shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada pemimpin kita Nabi Muhammad SAW dan keluarga beserta para sahabatnya. (Risalah) ini merupakan wasiat atau pesan Nabi Muhammad SAW kepada sahabat Ali bin Abi Thalib Karromallahu wajhah. Sahabat Ali berkata: “Rasulullah SAW mengajakku, kemudian, aku menyepi bersama beliau di kediamannya, dan beliau berkata: Wahai Ali, kedudukanmu di sisiku sebagaimana kedudukan Nabi Harun di sisi Nabi Musa. Hanya saja tidak ada nabi setelah aku. Hari ini aku berwasiat padamu yang jika kau menjaganya, maka kau akan hidup terpuji dan mati syahid serta kau akan di bangkitkan oleh Allah pada hari Qiyamat dengan keadaan ahli fiqih dan alim”. Wahai Ali: “Barang siapa memakan barang halal maka bersihlah agamanya, lunak hatinya, dan da’wahnya tidak terhalang”. Wahai Ali: “Barang siapa makan barang Subhat (belum jelas pemiliknya) maka tidak jelas agamanya dan gelap hatinya. Dan barang siapa makan barang Haram, maka matilah hatinya, tipis agamanya, lemah keyakinannya, dan Alloh akan menghalangi da’wahnya serta sedikit ibadahnya”. Wahai Ali: “Jika Alloh murka pada hambanya, maka ia akan diberi rizqi berupa barang Haram dan jika murka tersebut sudah memuncak, maka Alloh akan mengutus syetan kepadanya yang memberinya barokah, menemaninya, menyibukkannya dengan urusan-urusan agama, dan mempermudah baginya urusan- urusan duniawi”. Alloh berfirman: • Setiap orang yang berjalan kaki untuk mencari harta haram maka syetanlah yang menjadi temannya • Setiap orang yang berkendaraan untuk mencari harta haram, maka syetanlah yang menjadi boncengannya • Setiap orang yang lupa untuk menyebut nama Alloh ketika melakukan hubungan intim, maka Syetanlah yang menjadi yang menyertai putranya Demikianlah firman Alloh – Syetan akan menyertai harta dan anak mereka. Caringin, Tanggal 4-4-2013. Pukul 4 sore

Adab Da’i (Ustadz) Sebagai Pemberi Nasihat

Adab Da’i (Ustadz) Sebagai Pemberi Nasihat Adab pemberi nasihat diantaranya adalah senantiasa menghindari sikap takabur dan selalu memelihara rasa malu kepada Tuhannya. Senantiasa menampakkan pengharapan kepada sang Pencipta dan berkeinginan memberi manfaat kepada para pendengarnya. Mengoreksi diri untuk mengetahui aibnya. Memandang pendengar dengan pandangan kebenaran, berbaik sangka kepada mereka dengan bathin agama , dan tidak berharap pada mereka untuk memberi perlindungan. Metode pengajarannya lembut. Menyayangi para pemula. Meyakini bahwa dirinya dapat melaksanakan ucapannya, agar orang lain dapat mengambil manfaat dari yang dia katakan. {Al-Adab fi Ad-Din, Imam Ghazali}

Mandi Jumat

Mandi Jumat Mandi jum’at adalah termasuk sesuatu yang disyari’atkan, dan memiliki keutamaan yang besar. Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rosulullah shalllaahu ‘alayhi wa sallam bersabda, مَنِ اغْتَسَلَ يَوْمَ اْلجُمُعَةِ غُسْلَ اْلجَنَابَةِ ثُمَّ رَاحَ فَكَأَنمَّاَ قَرَّبَ بَدَنَةً وَ مَنْ رَاحَ فىِ السَّاعَةِ الثَّانِيَةِ فَكَأَنمَّاَ قَرَّبَ بَقَرَةً وَ مَنْ رَاحَ فىِ السَّاعَةِ الثَّالِثَةِ فَكَأَنمَّاَ قَرَّبَ كَبْشًا أَقْرَنَ وَ مَنْ رَاحَ فىِ السَّاعَةِ الرَّابِعَةِ فَكَأَنمَّاَ قَرَّبَ دَجَاجَةً وَ مَنْ رَاحَ فىِ السَّاعَةِ اْلخَامِسَةِ فَكَأَنمَّاَ قَرَّبَ بَيْضَةً فَإِذَا خَرَجَ اْلإِمَامُ حَضَرَتِ اْلمـَلاَئِكَةُ يَسْتَمِعُوْنَ الذِّكْرَ “barangsiapa MANDI hari jum’at seperti mandi janabat kemudian berangkat maka seolah-olah ia berkurban seekor unta. Barangsiapa yang berangkat pada saat yang kedua maka seolah-olah ia berkurban seekor sapi. Barangsiapa berangkat pada saat yang ketiga maka seolah-olah ia berkurban seekor kambing yang dewasa. Barangsiapa yang berangkat pada waktu yang keempat maka seolah-olah ia berkurban seekor ayam. Dan barangsiapa yang berangkat pada saat yang kelima maka seolah-olah ia berkurban sebutir telur. Maka apabila imam telah keluar maka para malaikat hadir untuk mendengarkan khutbah”. [Telah mengeluarkan hadits ini al-Bukhaariy dan selainnya]. Dari Abu Dzarr, dari Nabi shallallaahu ‘alayhi wa sallam bersabda, مَنِ اغْتَسَلَ يَوْمَ اْلجُمُعَةِ فَأَحْسَنَ غُسْلَهُ وَ تَطَهَّرَ فَأَحْسَنَ طَهُوْرَهُ وَ لَبِسَ مِنْ أَحْسَنِ ثِيَابِهِ وَ مَسَّ مَا كَتَبَ اللهُ لَهُ مِنْ طِيْبِ أَهْلِهِ ثُمَّ أَتَى اْلجُمُعَةَ وَ لَمْ يَلْغُ وَ لَمْ يُفَرِّقْ بَيْنَ اثْنَيْنِ غُفِرَ لَهُ مِنْ بَيْنِهِ وَ بَيْنَ اْلجُمُعَةِ اْلأُخْرَى “Barangsiapa MANDI pada hari jum’at lalu ia membaguskan mandinya, bersuci lalu ia membaguskan bersucinya, memakai dari pakaian yang terbagusnya, menggunakan wewangian keluarganya yang telah ditetapkan oleh Allah untuknya. Kemudian ia mendatangi jum’at, tidak berbicara dan tidak pula memisahkan antara dua orang (yang sedang duduk) maka diampuni baginya (dosa-dosanya) antaranya dan antara jum’at berikutnya”. [Hadits Hasan, diriwayatkan Ibnu Majah, dihasankan Syaikh al Albaaniy]. Dari Salman al-Farisiiy, ia berkata, “telah bersabda Nabi shallallaahu ‘alayhi wa sallam: لاَ يَغْتَسِلُ رَجُلٌ يَوْمَ اْلجُمُعَةِ وَ يَتَطَهَّرُ مَا اسْتَطَاعَ مِنْ طُهْرٍ وَ يَدَّهِنُ مِنْ دُهْنِهِ أَوْ يَمَسُّ طِيْبِ بَيْتِهِ ثُمَّ يُخْرُجُ فَلاَ يُفَرِّقُ بَيْنَ اثْنَيْنِ ثُمَّ يُصَلِّي مَا كُتِبَ لَهُ ثُمَّ يُنْصِتُ إِذَا تَكَلَّمَ اْلإِمَامُ إِلاَّ غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَ بَيْنَ اْلجُمُعَةِ اْلأُخْرَى Tidaklah seseorang MANDI pada hari jum’at, bersuci apa yang ia sanggupi dari bersuci, menyemprotkan wewangian dari wewangiannya atau menggunakan harum-haruman rumahnya kemudian ia keluar serta tidak memisahkan antara dua orang lalu ia sholat apa yang telah ditetapkan untuknya kemudian ia diam ketika imam berbicara (berkhutbah)… melainkan diampuni baginya apa yang di antaranya dan antara jum’at berikutnya”. [Telah mengeluarkan hadits ini al-Bukhoriy: 883, 910. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih, lihat Mukhtashor Shahiih al-Imaam al-Bukhooriy: 473, Shahiih al-Jaami’ ash-Shahiir: 7736, Shahiih at-Targhiib wa at-Tarhiib: 689 dan Misykaah al-Mashoobiih: 1381].

Dua belas (12) sunnah di hari Jum'ah

Dua belas (12) sunnah di hari Jum'ah : 1. Memperbanyak Sholawat Kepada Nabi صلي الله عليه وسلم Dari Aus bin Anas bahwasanya Nabi صلي الله عليه وسلم bersabda: "Sesungguhnya hari yang paling utama bagi kalian adalah hari Jum'at. Pada hari itu Adam diciptakan dan diwafatkan. Pada hari itu juga ditiupnya sangkakala. Maka perbanyaklah sholawat kepadaku pada hari itu, karena sholawat kalian akan ditujukan kepadaku. Para sahabat bertanya, 'Bagaimana sholawat itu ditujukan kepadamu padahal engkau telah menjadi tanah?' Nabi صلي الله عليه وسلم menjawab, 'Sesungguhnya Alloh mengharamkan bumi untuk memakan jasad-jasad para nabi.'"(HR. Abu Daud, Ibnu Majah dan An-Nasai, dishahihkan oleh Al-Albani) 2. Membaca Surah Al-Kahfi "Barang siapa membaca Surat al-Kahfi pada hari Jum'at, maka Alloh akan meneranginya di antara dua Jum'at."(HR. Al-Baihaqi dan Hakim) 3. Memperbanyak Do'a “Sesungguhnya pada hari Jum'at ada satu waktu yang tidaklah seorang muslim mendapatinya dan dia sedang sholat memohon sesuatu kepada Alloh, melainkan Alloh akan mengabulkan permohonannya tersebut."(HR. Bukhari dan Muslim) 4. Mandi seperti mandi junub "Mandi pada hari Jum'at adalah wajib bagi setiap orang yang telah baligh. Hendaknya dia bersiwak dan memakai parfum jika memiliki.”(HR. Bukhari & Muslim) 5. Memakai parfum, minyak rambut dan bersiwak "Tidaklah seorang mandi pada hari Jum'at dan bersuci menurut kemampuannya, kemudian memakai parfum dan minyak rambut, kemudian berangkat sholat dan tidak memisahkan di antara dua orang, kemudian sholat yang ditentukan baginya, dan ketika imam memulai khotbahnya dia diam dini mendengarkan, maka akan diampuni dosanya dari Jum'at ke Jum'at yang lain."(HR. Bukhari dan Muslim) 6. Memakai baju yang paling bagus "Barang siapa mandi pada hari Jum'at dan memakai baju paling bagus, memakai parfum jika punya, kemudian mendatangi sholat Jum'at….”(HR. Abu Dawud, Ahmad, Hakim, Ibnu Hibban dan dihasankan oleh Al-Albani) 7. Bersegera Berangkat Menuju Masjid "Apabila hari Jum'at, malaikat berdiri pada setiap pintu masjid. Mereka menulis orang yang datang pertama dan yang setelaknya dan yang setelaknya. Permisalan orang yang datang pagi-pagi seperti orang yang berkurban dengan seekor unta. Orang yang datang setelaknya seperti berkurban dengan seekor sapi. Yang datang selelahnya seperti berkurban dengan seekor domba. Yang datang setelahnya seperti berkurban dengan seekor ayam. Yang datang setelaknya seperti berkurban sebutir telur. Apabila imam telak memulai khotbahnya, malaikat melipat lembaran catatannya untuk mendengarkan khotbah."(HR. Bukhari dan Muslim) 8. Meninggalkan Perniagaan Ketika Telah Datang Waktu Sholat Jum'at “Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sholat Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Alloh dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. al-Jumu'ah [62]: 9) 9. Shalat Tahiyatul Masjid sebelum duduk Jabir bin Abdillah رضي الله عنهما berkata, "Ada seseorang yang masuk masjid pada hari Jum'at sedang Nabi صلي الله عليه وسلم berkhotbah. Nabi صلي الله عليه وسلم bertanya kepadanya, Apakah engkau sudah sholat dua roka'at?' Dia menjawab, 'Belum.' Lantas Nabi صلي الله عليه وسلم berkata kepadanya, 'Sholatlah dua roka'at terlebih dahulu.'"(HR. Bukhari dan Muslim) 10. Duduk dekat Khatib "Barang siapa mengumpuli istrinya, mandi pada hari Jum'at, berpagi-pagi berangkat sholat dengan berjalan tidak naik kendaraan, kemudian duduk dekat khotib, diam mendengarkan khotbah dan tidak berbuat sia-sia, maka baginya setiap langkah yang diayunkan seperti pahala puasa dan sholat setahun."(HR. Ahmad, Tirmdizi, An-Nasai, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah) 11. Shalat Sunnah semampunya sampai Khatib datang "Barang siapa mandi kemudian mendatangi sholat Jum’at, sholat semampunya, dan diam hingga selesai khotbah dan sholat bersama imam, maka baginya ampunan antara Jum’at dengan Jum’at berikutnya dan tambahan tiga hari."(HR. Muslim) 12. Shalat Sunnah setelah selesai Shalat Jum'at "Jika kalian sudah selesai sholat Jum’at, maka hendaklah sholat empat roka'at setelahnya."(HR. Muslim)

Keseimbangan ibadah dan mencari nafkah

Keseimbangan ibadah dan mencari nafkah يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِي لِلصَّلَاةِ مِن يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِن فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيراً لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Alloh dan tinggalkanlah jual beli . Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Alloh dan dzikir (ingatlah) Alloh banyak-banyak supaya kamu beruntung {QS. Al Jumu’ah ayat 9-10}

Dzikir sbg tanda berakal

Dzikir sbg tanda berakal الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللّهَ قِيَاماً وَقُعُوداً وَعَلَىَ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذا بَاطِلاً سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ Ulul Albab (orang-orang yang berakal) adalah orang-orang yang berdzikir (mengingat) Alloh sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka tafakur (memikirkan) tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan semua (makhluk) ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka {QS. Ali Imron 191}

Dzikir dalam Hadits Qudsi

Dzikir dalam Hadits Qudsi Alloh swt Berfirman : اَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْـدِي بِي, وَاَنَا مَعَهُ حِيْنَ يَذْكـرُنِي, فَإنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي وَإنْ ذَكَرَنِي فِي مَلاَءٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلاَءٍ خَيْرٍ مِنْهُ وَإنِ اقْتَرَبَ اِلَيَّ شِبْرًا اتَقَرَّبْتُ إلَيْهِ ذِرَاعًا وَإنِ اقْتَرَبَ إلَيَّ ذِرَاعًا اتَقـَرَّبْتُ إلَيْهِ بَاعًـا وَإنْ أتَانِيْ يَمْشِي أتَيْتُهُ هَرْوَلَة. “Aku ini menurut prasangka hambaKu, dan Aku menyertainya, dimana saja ia berdzikir pada-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam hatinya, maka Aku akan ingat pula padanya dalam hati-Ku, jika ia mengingat-Ku didepan umum, maka Aku akan mengingatnya pula didepan khalayak yang lebih baik. Dan seandainya ia mendekatkan dirinya kepada-Ku sejengkal, Aku akan mendekatkan diri-Ku padanya sehasta, jika ia mendekat pada-Ku sehasta, Aku akan mendekatkan diri-Ku padanya sedepa, dan jika ia datang kepada-Ku berjalan, Aku akan datang kepadanya dengan berlari”. (HR. Bukhori Muslim, Turmudzi, Nasa’i, Ibnu Majah dan Baihaqi).

Dzikir & Fikir

Dzikir & Fikir Imam Hasan Al Basri ra berkata : “Bahwa orang-orang yang berakal senantiasa membiasakan dengan dzikir atas fikir dan fikir atas dzikir, sehingga ia bertutur kata dengan hatinya lalu hati itu bertutur kata dengan hikmah”. Dan tentang kemuliaan tafakkur Imam Al Junaid ra, berkata: “ Majlis yang paling mulia dan paling tinggi adalah duduk sambil berfikir dalam lapangan tauhid, menghirup angin ma’rifat, minum air kasih sayang, dan memandang dengan tawadhu’ dan baik sangka pada Alloh ta’ala”

ADAB DZIKIR

ADAB DZIKIR Dzikir Qolbi Ini terdiri dari sebelas praktek persiapan (adab). Yaitu: 1. Berwudhu. 2. Shalat dua rakaat. 3. Menghadap kiblat (Makkah) di tempat sunyi. 4. Duduk dengan kaki terlipat, seperti kala shalat. 5. Meminta pengampunan bagi segala dosa sambil menggambarkan semua perbuatan keji seakan-akan semua itu ber-ada di hadapan kita, dan dilihat oleh Allah. 6. Membaca surah Al-Fatihah se-kali dan Al-lkhlash tiga kali, dan dihadiahkan kepada ruh Muhammad dan ruh-ruh semua guru Naqsyabandi. 7. Memejamkan kedua mata Mulut tertutup rapat, lidah ditekan ke la-ngit-langit mulut, untuk menyempurna-kan sikap tawadhu', dan mengusir semua gangguan yang datang. 8. Melakukan "praktek kubur" yaitu berkhayal seolah-olah telah mati' telah dimandikan, terbungkus kain kafan, dan dibaringkan di dasar liang lahat, dan para pengantar telah beranjak, sedang ia sendirian menghadapi "pengadilan", yaitu prosesi "pertanyaan dan siksa kubur". 9. Melakukan "praktek tuntunan" (tawasul). Bila hati si taubat (taib) menghadap hati gurunya, dengan mem-bayangkannya walau dia telah tiada, dan mengharapkan berkat sang guru, se-olah-olah hati ini luruh (fana) ke dalam dirinya. 10. Memusatkan segenap indra jasmani, membuang dorongan hati yang cenderung melawan, dan mengarahkan segenap persepsi kepada Allah. "Ya Allah, Engkaulah Tamuku, dan keridhaan-Mu-lah yang kudambakan." Lalu mencamkan nama Allah dalam hati, dengan memba-yangkan bahwa Allah hadir dan meng-awasi kita (gejala pertama batiniah). 11. Memejamkan mata, me-nunggu "kunjungan" (warid, yakni gejala kedua batiniah) dzikir, yang berlangsung sejenak sebelum membuka mata. Syaikh Muhammad Amin Al-Kurdi , Kitab Tanwirul Qulub.

Bapak Para Sufi - Imam Ali bin Abi Thalib karomallohu wajhah

Bapak Para Sufi - Imam Ali bin Abi Thalib karomallohu wajhah Di antara sekian banyak sahabat Nabi, hanya Ali bin Abi Thalib-lah yang diberikan sebutan karamallahu wajhah; sebuah sebutan yang juga berarti doa "Semoga Allah memuliakan wajahnya" atau "Allah telah memuliakan wajahnya." Semua ulama sepakat bahwa doa itu hanya dikhususkan untuk Imam Ali saja seperti halnya sebutan shalallahu 'alaihi wa alihi wassalam untuk Nabi Muhammad. Ada beberapa riwayat yang menjelaskan hal ini. Salah satu riwayat diantaranya menjelaskan alasan tentang doa itu. Pertama, di antara semua sahabat Nabi saw, hanya Ali bin Abi Thalib yang tidak pernah menyembah berhala. Dia masuk Islam dalam usia yang masih kecil sehingga tak sempat beribadah kepada berhala. Artinya, wajahnya tak pernah disujudkan kepada berhala. Ali kecil langsung sujud kepada Allah swt. Alasan kedua, Imam Ali adalah orang yang dikenal tak pernah melihat aurat, baik aurat dirinya sendiri maupun aurat orang lain. Konon, dalam sebuah pertemuan di Shiffin, pasukan Imam Ali bertemu dengan pasukan Muawiyah. Sebelum perang berkecamuk, biasanya diadakan mubarazah atau duel antara dua orang yang mewakili pasukan yang akan bertempur. Imam Ali menantang Muawiyah ber-mubarazah namun Muawiyah tak berani dan Amr bin Ash menggantikannya. Dalam duel itu, Amr terdesak dan mengalami kekalahan. Ketika Imam Ali hendak memukulkan pedangnya ke kepala Amr, Amr lalu membuka auratnya sehingga Imam Ali segera berbalik memalingkan wajahnya dan meninggalkan Amr. Karena Imam Ali tak mau melihat aurat, selamatlah Amr. {Thariqah hasan wa husain}

Ibadah itu ada 3

Ibadah itu ada 3 : para pedagang, hamba sahaya dan orang merdeka “Sebagian orang menyembah Allah karena ingin mendapatkan sesuatu. Ibadah ini adalah ibadah para pedagang. Sebagian yang lain menyembah Allah karena takut. Ibadah ini adalah ibadah para hamba sahaya. Dan sebagian kaum menyembah Allah karena hanya ingin bersyukur (kepada-Nya). Ibadah ini adalah ibadah orang-orang yang merdeka. Dan ini adalah ibadah yang paling utama” {Imam Husain}

SAYANGILAH ORANG YANG LEBIH MUDA DARIMU DAN HORMATILAH ORANG YANG LEBIH SEPUH DARIMU

SAYANGILAH ORANG YANG LEBIH MUDA DARIMU DAN HORMATILAH ORANG YANG LEBIH SEPUH DARIMU Karena ada pesan dari Kanjeng Nabi Muhammad saw : مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيْرَنَا وَيَعْرِفْ حَقَّ كَبِيرَنَا فَلَيْسَ مِنَّا Siapa tidak menyayangi anak kecil kami dan tidak mengenal hak orang tua kami maka bukan termasuk golongan umat kami. (HR. Al-Bukhari)

7 batu yang menghalangi 7 pintu neraka

7 batu yang menghalangi 7 pintu neraka Dikisahkan Ada seorang ahli dosa yang melaksanakan ibadah haji, ketika di Arafah ia menggenggam 7 buah batu. Lalu berkata; "Jadilah kalian (7 batu) sebagai saksi di hadapan Alloh bahwa : لا اله الا الله محمد رسول الله aku bersaksi tak ada Tuhan kecuali Alloh dan Nabi Muhammad adalah utusan-Nya", lalu ia pun tertidur - Dalam tidurnya ia bermimpi seakan kiamat telah tiba. Ia ditimbang amalnya dan diputuskan masuk neraka. Malaikat segera membawanya, namun ketika telah berada di pintu neraka, 7 batu yang menjadi saksi lelaki tersebut menghalanginya. Para malaikat yang bertugas menyiksa lalu bersatu menyingkirkan batu itu, namun mereka tak mampu. Lalu diputuskan untuk lewat pintu yang lain saja. Sayang, semua pintu terhalang oleh batu. Mereka tetap tak mampu mengangkatnya, bahkan hingga pintu neraka yang ketujuh. Lalu lelaki tadi dibawa menghadap Alloh ke bawah Arsy. Para malaikat mengeluh; "ya Alloh, Engkau lebih tahu tentang hamba-Mu ini. Kami tak menemukan jalan untuk menjebloskannya ke dalam neraka." kemudian Alloh brfirman kepada lelaki itu; "Hamba-Ku batu-batu tadi adalah saksimu. Ia tak menghilangkan hakmu. Bagaimana Aku akan mengabaikan hakmu yang telah mengucapkan syahadat kepada-Ku." Kepada para malaikat Alloh memberikan perintah; "Masukan hamba-Ku ini ke dalam surga!" Ketika dibawa ke surga , semua pintu-pintunya menutup, maka datanglah kalimat لا اله الا الله محمد رسول الله yang mampu membuka semua pintu surga. Laki-laki itupun dipersilahkan masuk surga melaui pintu mana saja yang ia mau. {Kitab Ushfuriyah}

SEBUTIR KURMA YANG MENGHALANGI DO’A

SEBUTIR KURMA YANG MENGHALANGI DO’A Alkisah, selesai menunaikan ibadah haji, Ibrahim bin Adham berniat ziarah ke mesjidilAqsa. Untuk bekal di perjalanan, ia membeli 1 kg kurma dari pedagang tua di dekat mesjidil Haram. Setelah kurma ditimbang dan dibungkus, Ibrahim melihat sebutir kurma tergeletak didekat timbangan. Menyangka kurma itu bagian dari yang ia beli, Ibrahim memungut dan memakannya. Setelah itu ia langsung berangkat menuju Al Aqsa. 4 Bulan kemudian, Ibrahim tiba di Al Aqsa. Seperti biasa, ia suka memilih sebuah tempat beribadah pada sebuah ruangan dibawah kubah Sakhra. Ia solat dan berdoa khusyuk sekali. Tiba tiba ia mendengar percakapan dua Malaikat tentang dirinya. kurma “Itu, Ibrahim bin Adham, ahli ibadah yang zuhud dan wara’ yang doanya selalu dikabulkan ALLAH SWT,” kata malaikat yang satu. “Tetapi sekarang tidak lagi. doanya ditolak karena 4 bulan yg lalu ia memakan sebutir kurma yang jatuh dari meja seorang pedagang tua di dekat mesjidil haram,” jawab malaikat yang satu lagi. Ibrahim bin adham terkejut sekali, ia tersentak, jadi selama 4 bulan ini ibadahnya, solatnya, doanya dan mungkin amalan-amalan lainnya tidak diterima oleh ALLAH SWT gara-gara memakan sebutir kurma yang bukan haknya. “Astaghfirullahal adzhim” Ibrahim beristighfar. Ia langsung berkemas untuk berangkat lagi ke Mekkah menemui pedagang tua penjual kurma. Untuk meminta dihalalkan sebutir kurma yang telah ditelannya. Begitu sampai di Mekkah ia langsung menuju tempat penjual kurma itu, tetapi ia tidak menemukan pedagang tua itu melainkan seorang anak muda. “4 bulan yang lalu saya membeli kurma disini dari seorang pedagang tua. Kemana ia sekarang ?” tanya Ibrahim. “Sudah meninggal sebulan yang lalu, saya sekarang meneruskan pekerjaannya berdagang kurma” jawab anak muda itu. “Innalillahi wa innailaihi roji’un, kalau begitu kepada siapa saya meminta penghalalan ?”. Lantas ibrahim menceritakan peristiwa yg dialaminya, anak muda itu mendengarkan penuh minat. “Nah, begitulah” kata ibrahim setelah bercerita, “Engkau sebagai ahli waris orang tua itu, maukah engkau menghalalkan sebutir kurma milik ayahmu yang terlanjur ku makan tanpa izinnya?”. “Bagi saya tidak masalah. Insya ALLAH saya halalkan. Tapi entah dengan saudara-saudara saya yang jumlahnya 11 orang. Saya tidak berani mengata atas nama mereka kerana mereka mempunyai hak waris sama dengan saya.” “Dimana alamat saudara-saudaramu ? biar saya temui mereka satu persatu.” Setelah menerima alamat, ibrahim bin adham pergi menemui.Biar pun jauh, akhirnya selesai juga. Semua setuju menghalakan sebutir kurma milik ayah mereka yang termakan oleh ibrahim. 4 bulan kemudian, Ibrahim bin adham sudah berada dibawah kubah Sakhra. Tiba tiba ia mendengar dua malaikat yang dulu terdengar lagi bercakap cakap. “Itulah ibrahim bin adham yang doanya tertolak gara gara makan sebutir kurma milik orang lain.” “Oh, tidak.., sekarang doanya sudah makbul lagi, ia telah mendapat penghalalan dari ahli waris pemilik kurma itu. Diri dan jiwa Ibrahim kini telah bersih kembali dari kotoran sebutir kurma yang haram karena masih milik orang lain. Sekarang ia sudah bebas.” Sumber: Wafyat Al-A'yan, Ibnu Khalkan

10 HIJAB (PENGHALANG) DO’A

10 HIJAB (PENGHALANG) DO’A “Telah bercerita Ahmad bin Abdillah al Al-Jubari, ia berkata : Saya telah mendengar Hatim al Asham, dia berkata : Syaqiq Ibnu Ibrahim berkata, Saya melihat Ibrahim Ibnu Adham masuk pasar Basrah, maka berkumpullah sekelompok orang di sekitarnya, lalu mereka bertanya kepada Ibrahim Ibnu Adham “ Yaa Abu Ishaq (nama gelaran beliau), sesungguhnya Allah Swt telah berfirman dalam kitab-Nya”Bermohonlah kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan permohonanmu (Qs. Ghafir (40) : 60).” Dan kami itu telah memohon/berdoa kepada Allah Swt selama setahun lamanya, akan tetapi permohonan kami tidak dikabulkan-Nya. Maka Ibrahim Ibnu Adham menjawab : Wahai penduduk Basrah, sesungguhnya hati kalian telah mati disebabkan oleh sepuluh perkara, yaitu : 1. Kamu mengenal Allah dengan baik, akan tetapi tidak mentaati hak-hak-Nya. 2. Kamu membaca kitab Qur’an, akan tetapi tidak mengamalkan isinya/ 3. Kamu mengaku mencintai Rasulullah Saw, akan tetapi tidak mengikuti sunnahnya 4. Kamu mengaku-aku syetan itu musuhmu, akan tetapi kamu mengikuti langkahnya 5. Kamu mengatakan kami ingin masuk syurga, akan tetapi kamu tidak mau berusaha beramal supaya masuk ke sana. 6. Kamu mengatakan kami takut kepada neraka, akan tetapi kamu mencapakkan dirimu masuk kesana. 7. Kamu mengatakan sesungguhnya maut itu benar adanya, akan tetapi kamu tidak mempersiapkan diri untuk menghadapinya. 8. Kamu disibukkan dengan kesalahan/aib orang lain, sedangkan kesalahan kamu dibiarkan 9. Kamu memakan nikmat Allah, akan tetapi kamu tidak mensyukurinya 10. Kamu sering menguburkan jenazah orang yang meninggal dunia di antara kalian, akan tetapi kalian tidak mengambil pelajaran dari mereka.. Ibrahim Bin Adham Yang dikutip oleh Abu Nuaim Al-Asfahani Dalam Kitab Hilyatul Auliya (III : 352)

TOBAT ITU ADA 3 UNSUR

TOBAT ITU ADA 3 UNSUR Taubat seperti dijelaskan oleh Imam Ghazali dalam kitabnya "Ihya ulumuddin" adalah sebuah makna yang terdiri dari tiga unsur: ilmu, hal dan amal. Ilmu adalah unsur yang pertama, kemudian yang kedua hal, dan ketiga amal. Ia berkata: yang pertama mewajibkan yang kedua, dan yang kedua mewajibkan yang ketiga. Berlangsung sesuai dengan hukum (ketentuan) Allah SWT yang berlangsung dalam kerajaan dan malakut-Nya. Ia berkata: "Sedangkan ilmu adalah, mengetahui besarnya bahaya dosa, dan ia adalah penghalang antara hamba dan seluruh yang ia senangi. Jika ia telah mengetahui itu dengan yakin dan sepenuh hati, pengetahuannya itu akan berpengaruh dalam hatinya dan ia merasakan kepedihan karena kehilangan yang dia cintai. Karena hati, ketika ia merasakan hilangnya yang dia cintai, ia akan merasakan kepedihan, dan jika kehilangan itu diakibatkan oleh perbuatannya, niscaya ia akan menyesali perbuatannya itu. Dan perasaan pedih kehilangan yang dia cintai itu dinamakan penyesalan. Jika perasaan pedih itu demikian kuat berpengaruh dalam hatinya dan menguasai hatinya, maka perasaan itu akan mendorong timbulnya perasaan lain, yaitu tekad dan kemauan untuk mengerjakan apa yang seharusnya pada saat ini, kemarin dan akan datang. Tindakan yang ia lakukan saat ini adalah meninggalkan dosa yang menyelimutinya, dan terhadap masa depannya adalah dengan bertekad untuk meninggalkan dosa yang mengakibatkannya kehilangan yang dia cintai hingga sepanjang masa. Sedangkan masa lalunya adalah dengan menebus apa yang ia lakukan sebelumnya, jika dapat ditebus, atau menggantinya. Yang pertama adalah ilmu. Dialah pangkal pertama seluruh kebaikan ini. Yang aku maksudkan dengan ilmu ini adalah keimanan dan keyakinan. Karena iman bermakna pembenaran bahwa dosa adalah racun yang menghancurkan. Sedangkan yakin adalah penegasan pembenaran ini, tidak meragukannya serta memenuhi hatinya. Maka cahaya iman dalam hati ini ketika bersinar akan membuahkan api penyesalan, sehingga hati merasakan kepedihan. Karena dengan cahaya iman itu ia dapat melihat bahwa saat ini, karena dosanya itu, ia terhalang dari yang dia cintai. Seperti orang yang diterangi cahaya matahari, ketika ia berada dalam kegelapan, maka cahaya itu menghilangkan penghalang penglihatannya sehingga ia dapat melihat yang dia cintai. Dan ketika ia menyadari ia hampir binasa, maka cahaya cinta dalam hatinya bergejolak, dan api ini membangkitkan kekuatannya untuk menyelamatkan dirinya serta mengejar yang dia cintai itu. Ilmu dan penyesalan, serta tekad untuk meninggalkan perbuatan dosa saat ini dan masa akan datang, serta berusaha menutupi perbuatan masa lalu mempunyai tiga makna yang berkaitan dengan pencapaiannya itu. Secara keseluruhan dinamakan taubat. Banyak pula taubat itu disebut dengan makna penyesalan saja. Ilmu akan dosa itu dijadikan sebagai permulaan, sedangkan meninggalkan perbuatan dosa itu sebagai buah dan konsekwensi dari ilmu itu. Dari itu dapat dipahami sabda Rasulullah Saw : " Penyesalan adalah taubat" (Hafizh al 'Iraqi dalam takhrij hadits-hadits Ihya Ulumuddin berkata: hadits ini ditakhrijkan oleh Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan al Hakim. Serta ia mensahihkan sanadnya dari hadits Ibnu Mas'ud. Dan diriwayakan pula oleh Ibnu Hibban dan Al Hakim dari hadits Anas r.a. dan ia berkata: hadits ini sahih atas syarat Bukhari dan Muslim), karena penyesalan itu dapat terjadi dari ilmu yang mewajibkan serta membuahkan penyesalan itu, dan tekad untuk meninggalkan dosa sebagai konsekwensinya. Maka penyesalan itu dipelihara dengan dua cabangnya, yaitu buahnya dan apa yang membuahkannya." (Ihya Ulumuddin (4: 3,4), cetakan: Darul Ma'rifah, Beirut).

Adab Sufi

Adab Sufi Seoang ahli sufi selayaknya tidak banyak memberi perintah, meninggalkan syath (buatan) di dalam ungkapannya, berpegang pada ilmu syariat, membiasakan bekerja keras, bersungguh-sungguh dan tidak terlalu akrab dengan manusia. Meninggalkan popularitas dalam hal berpakaian dan menampakkan keindahan, bersikap tawakkal, memilih kefakiran, membiasakan berzikir dan menyembunyikan rasa cinta. Selalu berupaya memperbagus kualitas pergaulan. Menjaga diri dari perilaku hubungan sesama jenis,dan senantiasa mempelajari Alquran. {Imam Ghazali,dalam kitab Al-Adab Fi Ad-Din}

Adab Shalat Jum’at

Adab Shalat Jum’at Hendaklah mempersiapkan diri sebelum tiba waktu shalat Jum’at. Segera bersuci sebelum masuk waktunya. Mandi dan mengenakan pakaian bersih. Tidak melangkahi tengkuk orang lain. Menghindari perbincangan dan memperbanyak zikir. Mengambil tempat duduk dekat imam dan mendengarkan apa yang disampaikan khatib. Setelah selesai menunaikan shalat, kembali menyebar (di muka bumi) untuk mencari ilmu dan berjalan dengan tenang. Tidak menjalinkan jemari. Memendekkan langkah, membiasakan bersikap tunduk, dan memperbanyak syukur kepada Dzat Yang maha Pemberi rizki. Memasuki masjid dengan khusyu’ dan memberi salam. Berusaha untuk tidak melakukan shalat setelah khatib duduk di atas mimbar. Menjawab salam yang diberikan oleh khatib. Menghindarkan diri dari berbicara, membulatkan tekad untuk menerima pelajaran, dan tidak berpaling ketika khatib menghadap dan berkhutbah kepadanya. Tidak melakukan shalat sebelum khatib turun dari mimbar dan sebelum muazin selesai mengumandangkan iqomat. {Imam Ghazali, Al-Adab Fi Ad-Din}

Malam Jum'at, Mari Kita Lantunkan Sholawat

sebentar lagi malam jum'at, mari kita lantunkan sholawat SHOLAWAT MENURUT GURU KE-8 QODIRIYAH-NAQSYABANDIYAH Imam Ja'far Shodiq as yang merupakan Guru Mursyid ke-8 Thoriqoh Qodiriyah wan Nasqsyabandiyah, mengatakan bahwa : "Setiap orang yang memiliki hajat, maka langkah pertama yang harus dilakukannya adalah mengucapkan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw dan keluarganya. Setelah itu ia meminta hajatnya kepada Alloh Swt dan menutup doanya dengan mengucapkan shalawat lagi kepada Nabi Muhammad dan keluarganya. Karena Alloh Swt sedemikian pemurahnya dan hanya akan menerima awal dan akhir doa, tapi tidak menerima bagian tengah dari doa seseorang. Artinya, shalawat kepada Nabi Muhammad saw dan keluarganya dapat menghilangkan tabir dan halangan terkabulkannya doa." (Iddah ad-Da'i, hal 211)

SHOLAWAT IBADALLOH

SHOLAWAT IBADALLOH { Karya Syeikh Zainal Abidin bin Imam Husain bin Siti Fatimah binti Rosululloh saw } Sholawat Rijalulloh (Para Wali Alloh) عِبَادَ اللهِ رِجَالَ اللهِ أَغِيْثُوْنَا لِأَجْلِ اللهِ * وَكُوْنُوْا عَوْنَنَا فِي اللهِ عَسَى نَحْظَى بِفَضْلِ اللهِ Wahai hamba hamba Alloh, wahai wali wali Alloh. Tolonglah kami karena Alloh Bantulah kami karena Alloh, semoga tercapai hajat kami karena anugerah Alloh وَيَا أَقْطَابُ وَيَا أَنْجَاب وَيَا سَادَاتُ وَيَا أَحْبَابُ * وَأَنْـتُمْ يَا أُوْلِى اْلأَلْبَابْ تَعَالَوْ وَانْصُرُوْا لِلَّهِ Wahai wali Kutub, wahai wali yang dermawan,wahai para sayyid dan kekasih Alloh Wahai wali yang memiliki akal sempurna, datanglah kemari, tolonglah karena Alloh سَأَ لْنَاكُمْ سَأَ لْنَاكُمْ وَلِلزُّلْفَى رَجَوْنَاكُمْ * وَفِيْ أَمْرٍقَصَدْ نَاكُمْ فَشُدُّوْا عَزْمَكُمْ لِلَّهِ Dengan perantaraanmu kami memohon, mengharapkan do'amu tuk mendekati Alloh. Agar tercapai urusan kami, karenanya kokohkanlah tujuan kami karena Alloh فَيَا رَبِّى بِسَادَاتِى تَـحَقَّقْ لِيْ إِشَارَتِى * عَسَى تَأْتِى بِشَارَاتِى وَيَصْفُ وَقْتُنَا لِلَّهِ Wahai Tuhanku dengan perantaraan para wali kokohkanlah petunjuk-Mu pada kami. Semoga datang kebahagiaan dan berilah ketenangan untuk beribadah karena Alloh بِكَشْفِ الْحَجْبِ عَنْ عَيْنِى وَرَفْعِ الْبَيْنِ مِنْ بَيْنِى * وَطَمْسِ الْكَيْفِ وَالْأَيْنِى بِنُوْرِالْوَجْهِ يَا اَللهُ Dengan terbukanya hijab mataku, hilangkanlah penghalang antara aku dan Alloh Terhapusnya pertanyaan bagaimana, dimana Alloh dengan cahaya Dzat-Mu ya Alloh صَلاَةُ اللهِ مَوْلاَ نَا عَلَى مَنْ بِالهُدَى جَانَا * وَمَنْ بِالْحَقِّ أَوْلاَ نَا شَفِيْعِ الْخَلْقِ عِنْدَ اللهِ Semoga rohmat Alloh dilimpahkan pada orang yang membawa petunjuk kepada kami Dan yang memberi syafaat nanti di akherat kepada para makhluk di hadapan Alloh.

DO’A INDAH IMAM SYAFI’I

DO’A INDAH IMAM SYAFI’I اَللَّهُمَّ امْنُنْ عَلَيْنَا بِصَفَاءِ الْمَعْرِفَةِ وَهَبْ لَنَا تَصْحِيْحَ الْمُعَامَلَةِ فِيْمَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكَ عَلَى السُّنَّةِ وَارْزُقْنَا صِدْقَ التَّوَكُّلِ عَلَيْكَ وَحُسْنَ الظَّنِّ بِكَ وَامْنُنْ عَلَيْنَا بِكُلِّ مَا يُقَرِّبُنَا إِلَيْكَ مَقْرُوْنًا بِالْعَفْوِ فِي الدَّارَيْنِ آمِيْنَ “ya Alloh anugerahilah aku kejernihan ma’rifat, bimbinglah aku untuk dapat bergaul secara benar antara aku dengan Engkau ya Alloh sesuai dengan ajaran rosul-Mu, berilah aku sikap tawakal yang benar dan berbaik sangka kepada-Mu. Berilah aku kemampuan agar dapat melaksanakan sesuatu yang dapat mendekatkan diriku kepada-Mu disertai ampunan-Mu di dunia dan akherat” {Dari Kitab Diwan Imam Syafi’i)

Adab Ketika Menyendiri

Adab Ketika Menyendiri Menjadi seorang yang faqih dalam masalah agama, mengetahui tentang permasalahan shalat, puasa, zakat dan haji. Meyakini bahwa kesendiriannya dapat menolak kejahatan dirinya. Menghadiri setiap pertemuan dan shalat berjamaah. Mengurus jenazah dan menjenguk orang sakit dengan tidak larut dalam perbincangan mereka. Tidak bertanya tentang cerita apa pun dari mereka yang akan mengotori kesucian kalbunya. Tidak tamak terhadap pemberian mereka, sehingga tidak merasa butuh atas bantuan tetangganya. Dengan demikian, maka waktunya terbagi tiga, yaitu: 1. untuk shalat 2. mengaji, sehingga beruntung; untuk membaca buku-buku, sehingga terpelajar; 3. untuk tidur sehingga selamat. Membiasakan berzikir dan memperbanyak syukur, sehinga sempurna urusannya. Jika memiliki keluarga, berbicaralah dengan mereka. Bersungguh-sungguhlah dalam kesendiriannya, sehingga dapat mengukur kualitas pengasingannya. {Imam Ghazali,dalam kitab Al-Adab Fi Ad-Din}

Ketika Doa kita belum terkabul...

Ketika Doa kita belum terkabul... ingatlah dawuh Rosul saw : "Tidaklah seorang Muslim berdoa yang di dalamnya tidak mengandung dosa dan memutus silaturahim, kecuali Alloh akan memberinya dengan doanya itu salah satu dari tiga hal : 1. adakalanya disegerakan doa itu untuknya, 2. adakalanya disimpan untuknya sebagai tabungan pahala di akhirat, dan 3. adakalanya disingkirkan darinya suatu keburukan sesuai kadar doanya. Para Sahabat berkata, "Jika demikian kita akan memperbanyak". Rasul saw bersabda, "Alloh akan lebih banyak dan lebih baik". (HR. Ahmad Al-Hakim, dan Baihaqi)

شُرُوْطُ الْخَلْوَةِ
S Y A R A T - S Y A R A T K H O L W A T

Kiriman Spesial buat Ahmad Fathoni (Alhamdulillahi Robbil Alamin) شُرُوْطُ الْخَلْوَةِ S Y A R A T - S Y A R A T K H O L W A T Syekh Amin Al Kurdi dalam kitabnya “Tanwirul Qulub” mengatakan bahwa : Syarat Kholwat ada 20, yaitu : 1). Berniat ikhlas (hanya karena Alloh semata), tidak riya dan sum’ah lahir dan batin. 2). Mohon ijin dan do’a dari Syekh Mursyidnya, Seorang salik tidak boleh memasuki kamar kholwat sebelum ada ijin dari Syekh 3). ‘Uzlah (mengasingkan diri), membiasakan bangun malam dan membiasakan lapar serta membiasakan berzikir. 4). Melangkah dengan kaki kanan pada waktu masuk kamar kholwat. Waktu masuk seorang salik mohon perlindungan kepada Alloh dari godaan syetan dan membaca basmalah, setelah itu dia membaca surat An Nas 3 kali, kemudian melangkah kaki kiri sambil berdo’a : اَللَّهُمَّ وِلِيَّتِي فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ كُنْ لِيْ كَمـَا كُنْتَ لِسَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَليْهِ وَسَلَّمَ وَارْزُقْنِيْ مَحَبَّتَكَ. اَللَّهُمَّ ارْوُقْنِيْ حُبَّكَ وَأَشْغِلْنِيْ بِـجَمَالِكَ وَاجْعَلْنِيْ مِنَ الْمُخْلِصِيْنَ اَللَّهُمَّ أُمْحُ نَفْسِيْ بِـجَذْبَاتِ ذَاتِكَ يَا أَنِيْسَ مَنْ لاَ أَنِيْسَ لَهُ رَبِّ لاَ تَذَرْنِيْ فَرْدًا وَأَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِيْنَ Artinya : Ya Alloh, yang menjadi pelindung di dunia dan akhirat, jadikanlah aku sebagaimana Engkau telah menjadikan Pemimpin kami yaitu Kanjeng Nabi Muhammad saw dan berilah aku kurnia, rizki mencintai-Mu. Berilah aku kurnia, rizki mencintai kekasih-Mu. Ya Alloh, sibukkanlah aku dengan keindahan-Mu dan jadikanlah aku termasuk hamba-Mu yang ikhlas. Ya Alloh hapuskanlah diriku dengan tarikan Dzat-Mu, wahai Yang Maha Peramah yang tidak ada peramah bagi-Nya. Ya Tuhan, janganlah Engkau biarkan aku tinggal sendirian, sedangkan Engkau adalah sebaik-baik Dzat yang mewarisi. Setelah itu dia masuk ke kamar kholwat lalu berdiri di atas tempat sholatnya sambil mengucapkan do’a di bawah ini sebanyak 21 kali : إِنِّيْ وَجَهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيْفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ Artinya : Sesungguhnya aku menghadapkan wajahku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dalam keadaan hanif (lurus) dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik. Kemudian melaksanakan sholat sunat 2 rakaat. Setelah membaca AlFatihah di rakaat pertama, dibaca ayat kursi (AlBaqoroh ayat 255) اَللهُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلاَ يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاء وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ وَلاَ يَؤُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ dan di rakaat kedua setelah membaca AlFatihah, membaca ayat “amanar rosul” (AlBaqoroh ayat 285). آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللّهِ وَمَلآئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِ وَقَالُواْ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ Dan selesai sholat. Membaca dzikir : (يَا فَتَّاحُ ) Ya Fattah, sebanyak 500 kali. Artinya : “Wahai Alloh Dzat yang Maha Pembuka Pintu Ma’rifat” 5). Senantiasa mempunyai wudlu. Jika batal wudlunya, maka harus wudlu lagi 6). Jangan berangan-angan untuk memperoleh karomah (kekuatan/kesaktian). 7). Jangan menyandarkan punggungnya ke dinding. 8). Senantiasa menghadirkan wajah Syeikh Mursyidnya. 9). Berpuasa pada siang harinya 10). Diam, tidak berkata-kata kecuali berzikir atau terpaksa mengatakan sesuatu yang ada kaitannya dengan masalah syariat (darurat), karena akan menyia- nyiakan nilai kholwat dan akan melenyapkan cahaya hati. 11). Tetap waspada terhadap musuh yang empat, yaitu syetan, dunia, hawa nafsu dan syahwat. 12). Hendaklah menjauhi dari gangguan suara-suara yang membisingkan. 13). Tetap menjaga sholat jum’at dan sholat berjama’ah karena sesungguhnya tujuan pokok dari kholwat adalah mengikuti Kanjeng Nabi Muhammad saw 14). Jika terpaksa keluar kamar kholwat, maka harus menutupi kepala sampai leher dengan sorban (kain) dan memandang ke tanah. 15). Jangan tidur, kecuali sudah sangat mengantuk dan harus berwudlu. Dan jika ngantuk tidurlah dalam keadaan duduk. 16). Menjaga pertengahan antara lapar dan kenyang. 17). Jangan membukakan pintu kamar kholwat kepada orang-orang kecuali jika yang Masuk ke kamar kholwatnya Syekh Mursyid. 18). Semua nikmat yang diperolehnya harus dianggapnya secara syareat berasal dari Syekh-Syekh Mursyid, sedangkan Syekh-Syekh Mursyid memperolehnya dari Nabi Muhammad saw. Adapun secara hakekat itu semua berasal dari Alloh swt. 19). Meniadakan getaran dan lintasan dalam hati (khowatir), baik yang buruk maupun yang baik, karena lintasan-lintasan itu akan membuyarkan konsentrasi munajat kepada Alloh swt sebagai hasil dari dzikir. 20). Senantiasa berzikir dengan kaifiyat (tatacara) yang telah ditetapkan oleh Syekh Mursyid baginya, terus dzikir tiada henti hingga sampai dengan diperkenankan atau dinyatakan selesai dan boleh keluar oleh Syekh Mursyid dari kamar kholwat. Syekh Amin menambahkan : “Tidak mungkin seseorang itu sampai kepada makrifatulloh dan hatinya bersih lagi bercahaya sehingga dapat musyahadah kepada Alloh, kecuali dengan jalan suluk atau berkholwat selama 3 sampai 40 hari.

لطيفة والنفس

Lathifah dan Nafsu LATIFAH NAFSI – NAFSU AMAROH Latifatul Nafsi adanya di tengah diantara dua alis. Tempatnya Nafsu Amaroh, bersifat serakah, takabur, khianat, pelit, syahwat dan hasud. Warnanya biru. LATIFAH QOLBI – NAFSU LAWWAMAH Latifatul Qolbi posisinya ada di bawah susu sebelah kiri jarak dua jari. Tempatnya Nafsu Lawwamah, bersifat suka mencela, menuruti hawa nafsu, bohong, menganiaya, bangga diri, menggunjing, pamer, bangga diri. Warnanya kuning LATIFAH RUH – NAFSU MULHAMAH Latifatul Ruh adanya di bawah susu sebelah kanan jarak dua jari. Tempatnya Nafsu Mulhamah, bersifat lapang dada, dermawan, merendah, sabar, taubat, qonaah, tahan menghadapi kesusahan. Warnanya merah LATIFAH SIR – NAFSU MUTHMAINAH Latifatul Sir posisinya ada di atas susu sebelah kiri jarak dua jari. Tempatnya Nafsu Muthmainah, bersifat senang ibadah, bersyukur, ridho, tawakal, sayang dengan sesama makhluk, takut melanggar larangan Alloh. Warnanya putih LATIFAH QOLAB – NAFSU RODIYAH Latifatul Qolab adanya merata di sekujur badan. Tempatnya Nafsu Rodiyah, bersifat zuhud, ikhlas, waro’ dan meninggalkan perkara yang tidak ada manfaatnya. Warnanya hijau LATIFAH KHOFI – NAFSU MARDIYAH Latifatul Khofi adanya di atas susu sebelah kanan jarak dua jari. Tempatnya Nafsu Mardiyah, bersifat terlihat jelas keridohan Alloh swt, ikhlas dan nikmat dalam zikir, tafakur dan berakhlak mulia. Warnanya hitam LATIFAH QOLAB – NAFSU KAMILAH Latifatul Akhfa posisinya ada di tengah-tengah dada. Tempatnya Nafsu Kamilah, bersifat tajalli asma dan tajali sifat, berangkat bersama kehendak Alloh dari Alloh dan kepada Alloh Sumber Referensi : Kitab Al-Fuyudlot Ar-Robbaniyah halaman 37-38

Jumat, 05 April 2013

DZIKIR MENEBUS NAFSU SELAMA KHOLWAT 7 HARI

DZIKIR MENEBUS NAFSU SELAMA KHOLWAT 7 HARI

Dalam Kitab Al-Futudlot Ar-Robbaniyah Karangan Syekh Abdul Qodir Zaelani

1. Dzikir Lafadz لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ (LAA ILAHA ILALLOH) sebanyak 70 ribu kali

Untuk menebus NAFSU AMAROH, dengan cara mengarahkannya ke arah latifah nafsi (posisinya dari arah dada menuju ke otak). Apabila selesai dzikir, maka laksanakan sholat sunat 2 rokaat kemudian ba’da sholat membaca do’a :

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَشْتَرِيْ مِنْكَ نَفْسِي الْأَمَارَةَ بِـهَذِهِ السَّبْعِيْنَ أَلْفًا

Artinya :
Ya Alloh sesungguhnya aku menebus dari Engkau, nafsu amaroh dengan dzikir 70 ribu ini.

2. Dzikir Lafadz اَللهُ (ALLOH) sebanyak 60 ribu kali

Untuk menebus NAFSU LAWAMAH, dengan cara mengarahkannya ke arah lathifah qolbi (posisinya kira-kira dua jari di bawah payudara sebelah kiri) Apabila selesai dzikir, maka laksanakan sholat sunat 2 rokaat kemudian ba’da sholat membaca do’a :

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَشْتَرِيْ مِنْكَ نَفْسِي اللَّوَامَةَ بِـهَذِهِ السِّتِّـيْنَ أَلْفًا

Artinya :
Ya Alloh sesungguhnya aku menebus dari Engkau, nafsu lawamah dengan dzikir 60 ribu ini.

3. Dzikir Lafadz هُوَ (HUWA) sebanyak 50 ribu kali

Untuk menebus NAFSU MULHAMAH, dengan cara mengarahkannya ke arah lathifah ruh (posisinya kira-kira dua jari di bawah payudara sebelah kanan) Apabila selesai dzikir, maka laksanakan sholat sunat 2 rokaat kemudian ba’da sholat membaca do’a :

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَشْتَرِيْ مِنْكَ نَفْسِي الْمُلْهَمَةَ بِـهَذِهِ الْخَمْسِـيْنَ أَلْفًا

Artinya :
Ya Alloh sesungguhnya aku menebus dari Engkau, nafsu mulhamah dengan dzikir 50 ribu ini.

4. Dzikir Lafadz حَقٌّ (HAQQUN) sebanyak 40 ribu kali

Untuk menebus NAFSU MUTHMAINAH, dengan cara mengarahkannya ke arah lathifah sirri (posisinya kira-kira dua jari di atas payudara sebelah kiri) Apabila selesai dzikir, maka laksanakan sholat sunat 2 rokaat kemudian ba’da sholat membaca do’a :

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَشْتَرِيْ مِنْكَ نَفْسِي الْمُطْمَئِنَةَ بِـهَذِهِ الْأَرْبَعِيْنَ أَلْفًا

Artinya :
Ya Alloh sesungguhnya aku menebus dari Engkau, nafsu muthmainah dengan dzikir 40 ribu ini.

5. Dzikir Lafadz حَيٌّ (HAYYUN) sebanyak 30 ribu kali

Untuk menebus NAFSU RODIYAH, dengan cara mengarahkannya ke arah lathifah qolab (posisinya merata di sekujur badan, yang pusatnya di kepala) Apabila selesai dzikir, maka laksanakan sholat sunat 2 rokaat kemudian ba’da sholat membaca do’a :

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَشْتَرِيْ مِنْكَ نَفْسِي الرَّاضِيَةَ بِـهَذِهِ الثَّلاَثِـيْنَ أَلْفًا

Artinya :
Ya Alloh sesungguhnya aku menebus dari Engkau, nafsu rodiyah dengan dzikir 30 ribu ini

6. Dzikir Lafadz قَيُّومْ (QOYYUM) sebanyak 20 ribu kali

Untuk menebus NAFSU MARDIYAH, dengan cara mengarahkannya ke arah lathifah khofi (posisinya kira-kira dua jari di atas payudara sebelah kanan) Apabila selesai dzikir, maka laksanakan sholat sunat 2 rokaat kemudian ba’da sholat membaca do’a :

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَشْتَرِيْ مِنْكَ نَفْسِي الْمَرْضِيَةَ بِـهَذِهِ الْعِشْرِيْنَ أَلْفًا

Artinya :
Ya Alloh sesungguhnya aku menebus dari Engkau, nafsu mardiyah dengan dzikir 20 ribu ini

7. Dzikir Lafadz قَهَّارْ (QOHHAR) sebanyak 40 ribu kali

Untuk menebus NAFSU KAMILAH / SHOMIMAH / SHOFIYAH, dengan cara mengarahkannya ke arah lathifah akhfa (posisinya ditengah-tengah dada) Apabila selesai dzikir, maka laksanakan sholat sunat 2 rokaat kemudian ba’da sholat membaca do’a :

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَشْتَرِيْ مِنْكَ نَفْسِي الْكَامِلَةَ أَوِ الصَّمِيْمَةَ أَوِ الصَّافِيَةَ بِـهَذِهِ الْعَشَرَةِ آلاَفٍ

Artinya :
Ya Alloh sesungguhnya aku menebus dari engkau, nafsu kamilah / shomimah / shofiyah dengan dzikir 10 ribu ini

سؤنج سنتري مجرد جريغين بندونج

Saung Santri “ MUJARROD “

Caringin Kota Bandung Jawa Barat

15 Jumadil Awwal 1434 H / 2013

Adab Kaum Terpelajar

Adab Kaum Terpelajar
Adab seorang terpelajar antara lain adalah selayaknya terus-menerus mencari ilmu dan mengamalkannya. Memelihara ketenangan. Meninggalkan sifat takabur dan tidak memancing orang lain bersikap sombong. Mengasihi para pencari ilmu dan tidak merespon orang-orang yang sombong. Menyelesaikan masalah orang-orang awam (orang yang belum tahu) dan tidak merasa gengsi untuk mengatakan, “Saya tidak tahu.” Memberikan perhatian yang serius atas sebuah pertaanyaan. Tidak berpura-pura. Dan memperhatikan serta menerima sebuah argumentasi kebenaran, walaupun berasal dari orang lain { Imam Ghozali, dlm ktb Al-Adab Fi Ad-Din.

Pesan Imam Ghozali Dalam Kitab “AL-ADAB FI AD-DIN

Dalam Kitab “AL-ADAB FI AD-DIN”

Imam Ghozali berpesan :

Adab Mukmin di Hadapan Alloh swt

Seorang mukmin semestinya selalu menundukkan pandangan matanya dan memusatkan segenap perhatiannya hanya kepada Alloh. Membiasakan diam dan menenangkan anggota-anggota badan. Bersegera melaksanakan perintah, menjauhi larangan, tidak suka membantah dan selalu berakhlak baik. Membiasakan berzikir dan mensucikan pikiran. Mengendalikan anggota-anggota badan dan menenangkan hati.

Mengagungkan kebesaran Tuhan, menjauhi sifat marah, dan menyembunyikan cinta. Memelihara keikhlasan. Tidak riya dan pamer.

Mendakwahkan kebenaran. Tidak berpedoman (ingin dipuji) kepada makhluk dan mengikhlaskan amal. Berkata benar, menyucikan pandangan dan mengupayakan pendekatan diri kepada Alloh (taqarrub) secara terus-menerus. Tidak banyak memerintah makhluk, menyembunyikan keutamaan dan bersemangat memperbaiki diri. Marah ketika ada yang melanggar perkara haram, mengekalkan haybah (keseganan akan kewibawaan Alloh), menumbuhkan rasa malu, dan merasa takut (kepada Alloh). Menjadikan sikap tenang sebagai keyakinan bathin dan tawakal sebagai kesadaran terhadap baiknya suatu ikhtiar.

Menyempurnakan wudhu tatkala merasa berat dan menunggu (kembali) shalat berikutnya setelah mengerjakan suatu shalat. Kalbu bergetar karena takut akan meninggalkan fardhu. Membiasakan bertaubat karena takut bergelimang dosa, dan memelihara keyakinan terhadap yang ghaib (yang telah Alloh jamin). Kalbu merasa takut saat berzikir dan cahayanya bertambah ketika menerima petuah. Mengembangkan sikap tawakkal ketika miskin dan ketika mampu mengeluarkan sedekah tanpa sikap kikir.

Bacalah Sholawat dengan ikhlas dan semangat

Bacalah Sholawat dengan ikhlas dan semangat

Kanjeng Nabi Muhammad saw bersabda :

مَنْ صَلَّى عَلَيَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ عَشْرَ صَلَوَاتٍ وَحَطَّ عَنْهُ عَشْرَ خَطِيْئَاتٍ وَرَفَعَ لَهُ عَشْرَ دَرَجَاتٍ(رواه احمد والنسآئ والحاكم)

Siapa yang membaca sholawat kepadaku sekali, maka Alloh akan memberi rohmat (kasih sayang) kepadanya 10 rohmat dan menghapus baginya 10 dosa serta mengangkatnya untuknya 10 derajat. (HR. Ahmad, Nasai dan Al Hakim)

ALLOHUMMA SHOLLI ALA SAYYIDINA MUHAMMAD WA’ALA ALIHI WASOHBIHI WASALIM

BACALAH HAMDALAH TIGA KALI . . .

BACALAH HAMDALAH TIGA KALI . . .

Pada muqodimah kitab Qurrotul ‘uyun, Rosululloh saw bersabda :

“ Tidak semata-mata memberikan ni’mat Alloh kepada seorang hamba kemudian si hamba membaca الحمد لله

Alhamdulillah sekali, maka Alloh menetapkannya sebagai orang yang bersyukur, kemudian si hamba membaca Alhamdulillah yang kedua kalinya, maka Alloh menetapkannya sebagai pahala tambahan, kemudian si hamba membaca Alhamdulillah yang ketiga kalinya, maka Alloh menetapkannya sebagai ampunan dosa bagi si hamba (HR. Imam Hakim dan Imam Baihaqi)

BISMILLAH DAN MALAIKAT ZABANIYAH

BISMILLAH DAN MALAIKAT ZABANIYAH

Dalam Tafisr “ Al-Misbah “ disebutkan : huruf Basmalah itu ada 19, demikian juga dengan Malaikat Zabaniyah jumlahnya sama ada 19 , karena Rasululloh Saw bersabda : Siapa yang ingin supaya Alloh selamatkan dia dari penanganan Malaikat Zabaniyah yang berjumlah 19 orang (Malaikat penyiksa di Neraka), maka hendaklah membaca:

بسم الله الرخمن الرحيم ( Bismillahirrahmanirrahim) Hadits dari Ibnu Mas'ud

SEBAGIAN KAROMAH KI MUHYI PAMIJAHAN

SEBAGIAN KAROMAH KI MUHYI PAMIJAHAN

Dalam kitab Istigal Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah diceritakan beberapa kisah karamahnya. Diantara adalah sebagai berikut. Suatu hari ada orang yang dikejar-kejar sekawanan lebah, lari meminta pertolongan Syekh Abdul Muhyi. Syekh Abdul Muhyi berseru kepada kelompok lebah itu, “Kenapa kalian lebah bersikap begitu kepada manusia. Apakah kalian tak mengerti di dalam tubuh manusia lahir dan batin ada lathaif laa ilaha illa Allah!” Lebah-lebah itu langsung mati. Lalu tubuh orang itu seperti keluar asap. Ia selamat tanpa bekas luka apapun.

Seorang pria membawa istrinya yang buta setelah melahirkan menemui Syekh Abdul untuk minta kesembuhan. Oleh Syekh Abdul Muhyi mereka diajak membaca kalimat tahlil sebanyak 165 kali di masjid. Tak berapa lama orang itu pun sembuh. Di waktu yang lain seseorang membawa anak yang terkena stroke, tubuhnya mati separuh.

Kemudian diajak berzikir dengan tahlil sebanyak 165 kali hingga sembuh total. Adalagi orang yang tidak bisa tidur selama 11 hari dan minta tolong kepada Syekh Abdul Muhyi. Orang itu juga diajak berzikir sebanyak 165 kali dan sembuh. Syekh Abdul Muhyi juga menolong orang lewat karamahnya untuk memperbanyak hasil panen dan ternak kerbau. Syekh Abdul Muhyi juga dikenal kesaktiannya. Beliau mengalahkan dua tukang sihir sakti, dan kemudian dua penyihir itu menjadi murid-muridnya.

AJARAN KI MUHYI PAMIJAHAN

AJARAN KI MUHYI PAMIJAHAN

Menurut versi Syekh Haji Muhyiddin putra dari Ki Muhyi Pamijahan yang berjudul " MARTABAT ALAM TUJUH / MARTABAT KANG PITUTU. yang sekarang terdapat di museum di belanda. Ajaran Syekh Abduk Muhyi Pamijahan ini berasal dari ajaran tasawuf/tarekat WAHDATUL WUJUD / KESATUAN WUJUD.

Menurut ajaran " Martabat Alam tujuh" seperti yang tertuang di dalam Martabat Kang pitutu, Wujud yang hakiki mempunyai tujuh (7) martabat yaitu :

1. AHADIYAH / HAKIKI SEJATI ALLOH SWT

2.WAHDAH, HAKIKAT MUHAMMAD SAW.

3. WAHIDIYAH, HAKIKAT ADAM AS

4. ALAM ARWAH HAKIKAT NYAWA

5.ALAM MISAL HAKIKAT SEGALA BENTUK

6. ALAM AJSAM HAKIKAT TUBUH

7. ALAM INSAN HAKIKAT MANUSIA.

Kesemua bermuara kepada satu yaitu AHADIYAH ,yaitu ALLOH SWT. Dalam menjelaskan ketujuh ( 7 ) martabat ini Ki Muhyi Pamijahan pertama-tama menggaris bawahi perbedaan antara tuhan dan hamba Nya, agar sesuai dengan ajaran Syekh Abdur Rauf Singkel dimana orang / manusia diharapkan tidak terjebak identiknya alam dengan tuhan.

Ia mengatakan wujud Tuhan itu Qadim ( Azali dan Abadi ) sementara keadaan hamba adalah Muhdas ( Baru ). Dari tujuh ( 7 ) martabat itu yang Qodim meliputi Martabat Ahadiyah , Wahdah dan Wahiddiyah merupakan martabat keesaan Alloh swt yang tersembunyi dari pengetahuan manusia, inilah yang di sebut sebagai Wujudulloh. Empat ( 4 ) martabat lainnya termasuk Muhdas yaitu martabat yang serba mungkin dan yang terwujud setelah Alloh swt memfirmankan " KUN " jadilah.

selanjutnya Ia melalui martabat tujuh ini menjelaskan konsep insan kamil ( manusia yang sempurna ). Konsep ini merupakan tujuan pencapaian aktivitas sufi yang hanya bisa di raih dengan penyempurnaan martabat manusia agar sedekat-dekatnya "mirip" dengan Alloh.

Serum Pencerah Wajah Terbaik dari Pond's Indonesia

Assalamu'alaikum,, Hallo cantik,, ada yang baru nih dari pond's yaitu Pond's Bright Beauty Triple Glow Serum dan Triple Glow Se...